Universitas Syiah Kuala melalui Unit Pelaksana Teknis Mata Kuliah Umum (UPT MKU) menjalin kerja sama dengan Yayasan Hutan Alam dan Lingkungan Aceh (HAkA), untuk penulisan buku ajar Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (ISBD) bermuatan General Education dan Isu Lingkungan Kawasan Ekosistem Leuser (KEL). Kerjasama tersebut ditandai dengan penandatangan perjanjian kerjasama oleh Ketua UPT MKU Unsyiah, Dr Teuku Muttaqin Mansur, M.H dan Sekretaris Yayasan HAkA Badrul Irfan, S.H di UPT MKU. (Darussalam, 30/1/2020)
Teuku Muttaqin Mansur dalam sambutan menyampaikan, MKU memiliki tujuh mata kuliah wajib umum di mana setiap mahasiswa Unsyiah wajib mengambilnya, yakni: Mata Kuliah Pendidikan Agama, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Ilmu Alamiah Dasar (IAD), Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN), Pengetahuan Kebencanaan dan Lingkungan (PKL) dan Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD). Setiap mata kuliah juga ada koordinator dan pengajar dari lintas disiplin ilmu.
"Ada sejumlah materi penting akan dimasukkan ke dalam buku ajar ISBD dan Rencana Pembelajaran Semester (RPS) mata kuliah tersebut", kata Teuku Muttaqin.
Lebih lanjut disebutkan, soal KEL di Aceh penting untuk dimasukkan dalam buku ajar ISBD, terutama pada bab “manusia dan lingkungan”. Sebab KEL sebagai kekayaan dan paru-paru dunia, maka mahasiswa harus mendapat lebih banyak informasi dan pewarisan terkait keberadaan paru-paru dunia ini. Buku kerja sama ini akan dimasukkan isu-isu lingkungan terkini dan KEL.
“Nanti akan dimasukkan dalam salah satu bab buku ajar ISBD. Tentu dalam prosesnya, bahan-bahan tentang ini akan diramu sedemikian rupa dan setelah tersusun, akan di FGD kan dengan pengajar ISBD dan stakeholders. Insya Allah semester depan bisa digunakan bahan ini," jelas Teuku Muttaqin, seraya berharap akan ada kerjasama lanjutan baik dengan Yayasan HAkA maupun pihak lain.
Sementara itu Badrul Irfan, S.H dalam kesempatan itu menyebutkan bahwa, HAkA menyambut baik adanya kegiatan penulisan buku ajar yang akan memuat isu lingkungan dan KEL dalam salah satu bab buku ajar ISBD di MKU Unsyiah. Di sisi lain, ada banyak kekayaan lingkungan yang bisa menjadi bahan pembelajaran di kampus kita (Unsyiah). Kekayaan Aceh tersebut harus lebih banyak diketahui oleh generasi saat ini.
"Kami bahagia dan sangat mengapresiasi adanya kerjasama ini, ini akan menjadikan mahasiswa sebagai generasi penerus semakin dekat dengan sumber pengetahuan terutama tentang isu lingkungan dan permasalahannya,” ungkap Badrul.
Hadir menyaksikan penandatanganan perjanjian kerja sama tersebut antara lain: ,Dr. Sulaiman Tripa, S.H., M.H.,Dosen ISBD, Hasbi Ali, S.Pd., M.Si, Koordinator Matakuliah ISBD dan Mardhiah, Kasubbag Kerja sama Dalam Negeri Unsyiah.