Setelah sukses menggelar workshop terkait peran perempuan menghadapi 3 fase krisis pada akhir Agustus lalu di Universitas Syiah Kuala (USK), Banda Aceh, Magister Ilmu Kebencanaan USK kembali sukses melaksanakan workshop yang senada medio penghujung akhir September 2023.
Peran Perempuan dan Fungsi Keluarga dalam membangun ketahanan masyarakat menghadapi 3 Fase krisis (Konflik, Tsunami dan Pandemi Covid-19); menjadi tajuk yang diangkat, namun kali ini pelaksanaannya bertempat di Universitas Pattimura,
Ambon.
Kegiatan kolaborasi antara USK, Universitas Pattimura (Unpatti) dan CSEAS Kyoto University ini menghadirkan narasumber yang merupakan aktivis perempuan dari berbagai latar belakang.
Diantaranya Baihajar Tualeka, S.H. dari latar belakang Aktivis perempuan dan Tokoh Perempuan Nasional, Prof. Dr. Ir. Aphrodite Milana Sahusilawane, M.S dari latar belakang Akademisi Dra. Olivia Ch. Salampessy, MP dari latar belakang politisi dan Assoc. Prof. Nishi Yoshimi yang merupakan seorang peneliti Jepang yang memiliki ketertarikan khusus terhadap Aceh dari CSEAS Kyoto University.
Kaprodi Magister Ilmu Kebencanaan USK, Dr. Rina Suryani Oktari, S.Kep., M.Si dalam sambutannya menyatakan, pada dasarnya penelitian yang sedang mereka lakukan terkait peran perempuan dalam menghadapi 3 fase krisis, masih berproses dan pihaknya mendapatkan banyak informasi menarik.
“Salah satunya ternyata banyak perempuan yang selama ini belum terekspos perjuangannya. Diharapkan ini dapat menjadi upaya untuk mengeksplisitkan peran perempuan-perempuan hebat ini, agar terus bergulir,” ujar Rina.
Kaprodi Manajemen Hutan Pascasarjana Universitas Pattimura, Dr. Ir. Papilaya, M. Sc. Forest. Troop di momen yang sama menyampaikan, kegiatan ini diharapkan mampu membuka mata seluruh lapisan masyarakat, baik dari dalam maupun luar Ambon.
“Bagaimana kontribusi dari perempuan-perempuan hebat yang ada di Ambon dalam membangun ketangguhan masyarakat pada berbagai sektor, terutama pada pembangunan kota Ambon menjadi wilayah yang semakin baik,” ujarnya.
Workshop berdurasi empat jam tersebut berhasil menarik perhatian peserta dan membuat mereka larut ke dalam kisah pengalaman dan cerita yang dipaparkan oleh para pemateri. Kegiatan yang dipandu oleh Dr. Bokiraiya Latuamury, S.Hut, M.Sc ini dihadiri oleh 50 peserta di Ruang Aula Pascasarjana Universitas Pattimura, Ambon dan disiarkan langsung pada kanal youtube official Pascasarjana Universitas Pattimura.
Dalam paparan masing-masing narasumber menceritakan pengalaman pribadi terkait peran selama ini dalam memperjuangkan hak-hak perempuan, dan usaha untuk terlibat dalam berbagai pengambilan keputusan.
Dalam materinya Baihajar Tualeka, S.H. menekankan bahwa, perempuanlah yang menjadi inisiator damai pada konflik 1999 dan pelopor dalam membangun kembali solidaritas antar masyarakat sesuai dengan nilai-nilai moral dan semboyan yang diterapkan di masyarakat Ambon; Potong di kuku, rasa di daging, Ale rasa beta rasa, Sagu salempeng dipatah menjadi 2.
Dalam diskusinya, Prof. Dr. Ir. Aphrodite Milana Sahusilawane, M.S mengatakan rasa takjub setiap kali mendengar pengalaman dan peran yang dimainkan perempuan dalam kehidupan ini.
“Bagi saya perempuan merupakan madrasah utama bagi setiap ilmu dalam kehidupan. Oleh karena itu, acara dan kegiatan ini menjadi salah satu kesempatan untuk menyebarluaskan peran dan fungsi perempuan dalam membangun ketahanan keluarga, agar semua tau bahwa perempuan mampu tampil sebagai sosok yang tangguh dalam setiap kondisi,” ungkap Prof Aphrodite.
Pada akhir acara, Dra. Olivia. Ch Salampessy, MP turut mengajak semua lapisan masyarakat untuk perlahan mulai merubah cara pandang terhadap perempuan. Ia mengajak semua pihak, untuk mulai melihat dan menilai bahwa perempuan dan laki-laki mempunyai hak yang sama, termasuk terhadap pengakuan identitas keberadaannya sebagai manusia.
“Perempuan selalu mampu tampil sebagai penyelamat pada kondisi-kondisi kritis,” pungkasnya.