Universitas Syiah Kuala menjadi tuan rumah pada Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) BadanEksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia yang dilaksanakan mulai tanggal 15 – 17 September 2023.
Kegiatan ini mengusung tema “Optimalisasi Arah dan Garis Kebijakan BEM-SI Wilayah Aceh untuk Aceh yang Berdaulat”. Ada sepuluh universitas yang tergabung dalam aliansi BEM SI Wilayah Aceh seperti STAIN Meulaboh, Universitas Syiah Kuala, Poltekkes Kemenkes Aceh, STIT Syekh Saman Al Hasan Gayo Lues, IAIN Takengon, Universitas Al-Muslim, Uniki Lhokseumawe, IAIN Lhokseumawe, Universitas Samudera (Unsam), dan Universitas Malikussaleh.
Kegiatan tersebut juga dihadiri oleh Yang Mulia Tgk. Malik Mahmud Al-Haythar selaku Wali Nanggroe Aceh,PJ Gubernur Aceh yang diwakili oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda Ir. Mawardi, Prof. Dr. Ir. Agussabti, M.Si selaku Wakil Rektor Bidang Akademik USK, dan Dr. Muhammad Ilham Maulana, S.T., M.T. sebagai Direktur Direktorat kemahasiswaan dan Alumni.
Pada kegiatan tersebut, Wali Nanggroe Aceh mengungkapkan bahwa melalui kegiatan terkait mahasiswa memiliki tanggung jawab untuk bersinergi dengan masyarakat sebagai wujud keberlanjutan bangsa dan mengembalikan marwah serta kedaulatan Aceh. Melalu hal itu pula, disimpulkan bahwa mahasiswa mempunyai peran penting dalam melakukan pergerakan kendali sosial dalam masyarakat.
Dalam paparannya Ir. Mawardi berpesan bahwa tantangan membangun Sumber Daya Manusia (SDM) Aceh unggul kian meningkat. Sebagai generasi muda, tentu generasi penerus pembangunan Aceh dituntut untuk memiliki kecakapan merata dalam berbagai bidang pengetahuan.
“Jika hal itu tidak dimiliki oleh generasi muda Aceh, maka dipastikan mereka akan tertinggal dan pengangguran semakin bertambah hingga masa depan negeri ini akan terpuruk,” ujar Mawardi.
Dirinya mengatakan, ada 56,5% dari total penduduk Aceh yang tercatat sebagai generasi milenial dan generasi Z atau mereka yang lahir pada rentang tahun 1881 sampai 2012. Sebagai tambahan, Mawardi juga berpesan bahwa pendidikan adalah tantangan terbesar yang akan dihadapi oleh kedua generasi tersebut.
Menanggapi hal tersebut, urgensi kreasi, inovasi serta solusi baru dalam mengatasi tantangan era digital dituntut hadir dalam diri mahasiswa generasi milenial dan generasi Z. Di sisi lain, mahasiswa sebagai masyarakat intelektual punya peran penting dalam menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian dan Pengembangan, serta Pengabdian kepada Masyarakat.
Perjuangan mahasiswa dalam menjalankan Tri Dharma itu tentunya merujuk pada cita-cita terwujudnya keadilan dan kemakmuran masyarakat, serta cinta tanah air Indonesia.
“Karenanya, teruslah berperan maksimal dalam memikirkan kemajuan Negara dan daerah, serta mendukung kerja-kerja Pemerintah Aceh khususnya dalam berbagai bidang pembangunan dalam menghadirkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat,” ujar Mawardi.
Prof. Agussabti juga berharap dengan tema kegiatan yang diangkat maka optimalisasi BEM SI ACEH dapat bergerak dengan optimal dalam membuat kebjiakan yang sesuai dengan kepentingan mahasiswa dan masyarakat.
“Rapat Kerja BEM-SI Wilayah Aceh mampu menjadi wadah untuk menghasilkan gagasan dan ide untuk kian mendukung aceh sebagai wilayah yang meusyeuhu, makmu, dan meugah,” ucapnya.
Ketua BEM USK, Muhammad Habil Fasya, menekankan bahwa BEM SI Wilayah Aceh bukan hanya lembaga yang bergerak di aksi-aksi demo saja. Melalui Rakerwil yang diinisiasi oleh BEM USK ini, BEM SI menunjukkan bahwa sebenarnya BEM-SI Aceh juga turut bergerak dalam isu-isu penting yang ada di Aceh.
“Kami bahas isu-isu seputar pendidikan, ekonomi, kesehatan, lingkungan, dan HAM, yang saat ini terjadi di Aceh,” ujar Habil.
Koordinator Wilayah BEM SI Aceh dan Ketua Pelaksana Rakerwil 2023Mursalin, menambahkan bahwa Rakerwil ini merupakan langkah awal untuk membangun sinergi antara BEM SI Wilayah Aceh dengan pemerintah daerah dan pusat. Ia berharap bahwa kegiatan ini dapat memberikan kontribusi positif bagi pembangunan Aceh.
Salah satu isu yang menjadi perhatian dan point penting dalam kegiatan ini adalah isu lingkungan. Beberapa universitas menyampaikan permasalahan yang terjadi di daerah mereka terkait dengan lingkungan.