Setelah menjabat sebagai Direktur Kelembagaan Dikti. Prof. Dr. Khairul Munadi, S.T., M.Eng kembali pulang ke ‘rumahnya’, Universitas Syiah Kuala (USK). Kali ini untuk menggali potensi terkait penguatan ekosistem komersialisasi riset.
Ia hadir di Ruang Senat USK, Jumat sore, 25 Oktober 2024 bersama koleganya, Fauzan Adzima. Juga dari kementerian.
“Dalam tugas kami, sementara ini, pengembangaan, pendataan, dan penguatan perguruan tinggi,” sebut Prof Khairul.
Pengalamannya, saat menjadi dewan riset nasional. Dalam melihat apa itu itu inovasi. Satu yang paling simpel, yaitu invention, times, komersialisasi. Namun, tidak berarti semuanya berorientasi ekonomi. Seperti kebijakan.
Prof Khairul mengatakan, dalam konteks PTN-BH, pihaknya terus mendorong agar PTN-BH bisa semakin kuat, otonom dalam segala aspek. Terutama pembiayaan.
Ada banyak opsi pembiayaan yang ada. Hanya saja, masih belum banyak didalami. Terutama terkait creative financing. Peluang itu salah satunya ada pada hasil riset yang dikomersialisasi.
Untuk penguatan, harus dilihat dari ekosistem inovasi dari perguruan tinggi. Kebanyak saat ini, masih banyak butuh penguatan.
“Ayo kita mulai dari USK. Kita juga akan menggali dari yang lain. Masing-masing kampus berbeda keunggulan,” ajaknya.
Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Akademik USK, Prof. Dr. Ir. Agussabti, M.Si., IPU berterimakasih atas kesempatan hadirnya Direktur Kelembagaan Dikti ke Kampus Jantong Hate Rakyat Aceh.
Sebagai PTN-BH dengan usia muda, USK terus belajar dan menciptakan peluang pendapatan, selain dari SPP. Salah satunya, bisa dari hilirisasi dan komersialisasi riset.
“Ini satu kesempatan berharga, mendengarkan arahan dari direktur. Juga pak Dauzan yang punya pengalaman panjang di Ohio University,” ujar Prof Agussabti.