Pimpinan Universitas Syiah Kuala (USK) mengadakan rapat terbatas dengan Pimpinan Gerakan sosial OK OC (One Kecamatan One Center for Entrepreneurship) Indonesia. Rapat via Zoom ini membahas rencana kerjasama antara USK dengan OK OC Indonesia.
USK dihadiri oleh Prof. Dr. Mustanir., M.Sc. (Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni USK), Prof. drh. Muhammad Hanafiah., MP (Kepala UPT Kewirausahaan USK) dan juga Maimun, S.Pd., M.Soc. Sc. (Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan dan alumni FISIP USK). Sedangkan dari pihak OK OC Indonesia dihadiri Ketua Umum, Iin Rusyansi bersama bendahara, kepala bidang kurikulum wirausaha, kepala unit kerjasama dan anggota bidang lainnya.
Founder OK OC Indonesia Dr. Indra Cahaya Unoe, M.BA mengatakan, sejak tahun 2010 sampai dengan saat ini, Indonesia masih tergolong ke dalam negara dengan angka pengangguran tertinggi di Asia Tenggara, tingkat pengangguran di Indonesia mencapai 15 persen. Thailand merupakan negara dengan tingkat pengangguran paling rendah di Asia Tenggara yaitu hanya 3 persen, berbanding jauh dengan Indonesia. Ia menilai, kondisi tersebut sangat ironis, bila dibandingkan dengan potensi Sumber Daya Alam (SDA) yang dimiliki Indonesia.
“Langkah ke depan adalah merangsang jiwa-jiwa muda yang ada di seluruh pelosok tanah air, agar terbangun mindset yang positif dan menjadi usahawan muda-usahawan muda yang produktif. Lebih-lebih lagi, sejak tahun 2020-2045, Indonesia berada pada posisi bonus demografi secara besar-besaran. Sebagian besar dari mereka saat ini ada di perguruan tinggi,” jelas Indra.
Wakil Rektor III USK, Prof, Dr. Mustanir., M.Sc. menyambut dengan positif pertemuan tersebut. Dalam konteks Aceh, ia menilai Aceh punya potensi. Selain SDA dan SDM, secara umum sebenarnya ada darah saudagar dalam diri masyarakat Aceh.
“Potensi tersebut saat ini semakin memudar, hal ini diakibatkan oleh banyak faktor, salah satunya adalah konflik yang berlangsung dalam waktu lama, telah memberikan pengaruh terhadap iklim di dunia usaha secara umum,” beber WR III.
Prof Mustanir melanjutkan, masalah mindset masyarakat juga masih sangat rapuh. Rata-rata lebih suka mendapatkan pekerjaan yang instan, minim tantangan, dan jawabannya paling umum adalah menjadi PNS.
“Karena itu, USK memiliki tekad yang kuat dengan niat yang tulus untuk masalah wirausaha ini, dan bahkan Bapak Rektor dalam rapat terbatas dua hari yang lalu menegaskan segera akan melakukan launching 1.000 wirausaha USK,” ungkap WR III.
Dirinya berharap, program tersebut mampu melahirkan usahawan-usahawan yang hebat, sekaligus menjadi agent-agent yang memberikan pengaruh positif bagi dunia usaha. Prof Mustanir menjelaskan, hal ini selaras dengan visi dari USK yaitu: Menjadi universitas yang inovatif, mandiri, dan terkemuka dalam bidang tridarma perguruan tinggi, untuk mewujudkan masyarakat akademik yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berkarakter menuju socio-technopreneur university di tingkat global.
Pada pertemuan tersebut juga dibicarakan mekanisme dan pendekatan yang akan ditempuh bersama ke depan terkait dengan upaya menumbuhkan wirausaha muda di Aceh, salah satunya adalah OK OC Indonesia akan memberikan pendampingan penuh kepada dosen dan mahasiswa serta pegawai yang ingin berwirausaha.
Ketua Umum OK OC Indonesia, Iim Rusyamsi dalam penutup menyampaikan bahwa OK OC Indonesia adalah milik bersama, komitmen untuk menumbuhkan wirausaha dan meminimalisir angka pengangguran dengan pendekatan-pendekatan yang logis, strategis dan solutif.
“Oleh karena itu, biasanya kepada perguruan tinggi kita akan memberikan pendampingan secara serius sampai dengan tercapainya target. Tentu saja pendampingan tersebut akan kita sesuaikan dengan kebutuhan komunitas (mahasiswa, dosen, tenaga kependidikan),” tutur Iim.
Ia menerangkan, masing-masing memiliki kebutuhan yang berbeda, namun demikian arah pendampingan tentu terkait dengan kurikulum yang sudah kita desain sebelumnya, baik itu menyangkut dengan Business prototype, Up Scaling, Business Running, and Business Consultant sebagai Gerakan sosial yang bertujuan untuk menumbuhkan usaha baru dan meminimalisir angka pengangguran di Indonesia.
Terakhir, Prof. drh. Muhammad Hanafiah berharap, inkubator bisnis di USK dapat lebih baik dengan adanya pendampingan ini.