Universitas Syiah Kuala (USK) resmi menerima pendanaan Program Pengabdian kepada Masyarakat Tanggap Darurat Bencana Tahun Anggaran 2025 dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek). Pendanaan ini diarahkan untuk mempercepat penanganan darurat bencana akibat Siklon Tropis Senyar yang berdampak luas di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
Sebanyak lima proposal USK dinyatakan lolos pendanaan dan siap segera diimplementasikan untuk menjawab kebutuhan mendesak masyarakat terdampak, terutama pada fase darurat yang masih berlangsung.
Pendanaan pertama diberikan kepada Akhyar melalui program “Peningkatan Kualitas Sanitasi dan Akses Air Bersih Masyarakat melalui Perbaikan MCK dan Revitalisasi Sumber Air Bersih di Kabupaten Pidie Jaya dan Bireuen Pasca Bencana” sebesar Rp 326.710.000. Program ini fokus pada penyediaan sanitasi yang layak dan akses air bersih untuk masyarakat di wilayah terdampak banjir.
Pendanaan kedua diterima oleh Ella Meilianda untuk program “Sistem Informasi Kaji Cepat Infrastruktur Kritis Terdampak untuk Prioritas Penanganan Bencana Siklon Tropis Senyar” senilai Rp 208.395.000. Sistem ini akan membantu pemetaan kebutuhan prioritas secara cepat dan akurat di titik-titik krusial.
Proposal ketiga oleh Muksin mengusung program “Penguatan Sistem Distribusi Logistik Pemulihan Pasca Bencana Senyar di Wilayah Aceh” dengan dukungan Rp 438.110.000, guna memastikan rantai distribusi bantuan berjalan efisien dan tepat sasaran.
Penerima pendanaan keempat adalah Rina Suryani Oktari melalui program “SAHABAT: Pendidikan Darurat, Kesiapsiagaan, Pendampingan Psikososial dan Logistik Bergizi bagi Anak di Wilayah Terdampak Siklon Tropis Senyar 2025 di Provinsi Aceh” dengan total Rp 409.516.000. Program ini menekankan pemenuhan kebutuhan psikososial, nutrisi, dan ruang belajar darurat bagi anak-anak yang rentan dalam situasi bencana.
Pendanaan kelima diberikan kepada Safrizal Rahman untuk program “Pengelolaan dan Penguatan Klaster Kesehatan di Wilayah Terdampak Siklon Tropis Senyar 2025 di Provinsi Aceh” senilai Rp 477.305.000. Inisiatif ini berfokus pada respons kesehatan darurat, termasuk penanganan penyakit pasca banjir dan koordinasi layanan kesehatan lintas sektor.
Ketua Satgas USK untuk Respons Senyar Aceh, Prof. Syamsidik, menyampaikan apresiasi atas dukungan pemerintah melalui skema pendanaan ini. “Pendanaan ini hadir sangat tepat waktu untuk memaksimalkan respons darurat di lapangan. Kita memastikan seluruh program bergerak cepat menjawab kebutuhan mendesak masyarakat, mulai dari sanitasi, kesehatan, psikososial, hingga distribusi logistik,” ujarnya.
Lebih lanjut, USK menegaskan komitmennya memperkuat kerja kemanusiaan yang melibatkan kolaborasi lintas institusi, termasuk pemerintah daerah, lembaga kemanusiaan, serta komunitas lokal. Seluruh tim pengabdi saat ini tengah mempersiapkan pelaksanaan program agar manfaatnya dapat segera dirasakan masyarakat terdampak Senyar.