Universitas Syiah Kuala (USK) melaksanakan webinar bertaraf internasional, yang membahas pentingnya kesadaran dan kepedulian kepada masyarakat, tentang pemulihan kerusakan sumber daya hutan dan lahan melalui penanaman pohon. Kegiatan ini berlangsung Senin, tanggal 28 November 2022
Webinar tersebut dalam rangka memperingati Hari Menanam Pohon Indonesia telah ditetapkan, berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 24 Tahun 2008, tanggal 28 November.
Pada kesempatan tersebut, hasil kolaborasi Pusat Riset Lingkungan Hidup, Prof Dr. Ir,. Mariana, M.Si) dan Pusat Riset Biochar dan Hutan Tropis USK, Prof. Dr. Ir. Darusman, M.Sc membahas secara komprehensif tema: Peran agroforestri dalam menjaga kualitas air dan cadangan karbon.
Narasumber pada acara ini adalah Prof. Dr. Md Akkhter Hossain Khan Professor of Soil, Water, and Environment University of Dhaka, Ir. Dwi R. Muhtaman, MPA Chairman of the Board of the Indonesian Tropical Institute Foundation (LATIN Foundation), Dr. Delvian, SP., MP Secretary of the Doctoral Study Program in Management of natural resources and the environment at the North Sumatra University, dan Ir. Samedi, Ph.D Director of the TFCA Sumatra Foundation.
Di sinilah peran serta akademisi dan LSM maupun partisipasi masyarakat, untuk memulai kepeduliaan meningkatkan kembali kualitas lingkungan yang sudah rusak, dengan konservasi reboisasi kembali. Kalau bukan kita yang menjaga bumi ini siapa lagi,” kata Wakil Rektor I USK, Prof. Dr. Ir. Agussabti, M.Si dalam sambutnya.
Menurutnya, sistem pengelolaan hutan lestari dalam Kawasan Negara atau hutan adat akan dilaksanakan oleh masyarakat setempat, atau masyarakat hukum adat sebagai pelaku utama untuk meningkatkan kesejahteraannya, keseimbangan lingkungan, dinamika sosial budaya.
“Hutan tidak hanya penting bagi kita. Namun penting bagi satwa liar yang hidup, memberi makan, dan berkembang biak di dalamnya. Dari hutan boreal di ujung utara hingga hutan hujan tropis yang terkenal dengan keanekaragaman hayati, hutan dianggap menyediakan habitat bagi 80% spesies amfibi, 75% spesies burung, dan 68% spesies mamalia,” jelas WR I.
Sementara itu, Ketua panitia, Dr. Ichwana, ST., MP melaporkan, peserta pada acara webinar international 137 orang Selain dari Aceh juga berasal dari Jawa Barat , Sulawesi Selatan, Sumatera Utara, Jawa Tengah, Jakarta, Bengkulu, Lampung, Kalimantan Tengah, Sumatera Barat, Sulawesi Barat, Yogyakarta dan Jambi.
Peserta memberikan komentar bahwa kegiatan ini sangat menarik, menambah wawasan tentang pentingnya cadangan karbon untuk penyelamatan bumi, sistem agroforestry untuk memperbaiki kualitas air dan stok karbon, munculnya ide penelitian.
“Selain itu Skema Agroforestry juga menjadi salah satu start up dan program sustain yang memiliki effect tidak hanya kepada ekologi tetapi juga sosial-ekonomi (economy circular),” tutur Ichwana.