Upaya kemanusiaan Universitas Syiah Kuala (USK) untuk membantu masyarakat terdampak Badai Senyar kembali diperkuat dengan pemberangkatan tim kedua relawan UKM Pecinta Alam (PA) Leuser USK. Pemberangkatan dilakukan pada Sabtu, 30 November 2025, menuju Posko Bireuen sebagai salah satu wilayah yang terdampak paling parah akibat terputusnya akses transportasi.

Prof. Dr. Akhyar, S.T., M.P., M.Eng., selaku penanggung jawab tim menjelaskan, tim kedua ini membawa bantuan logistik senilai sekitar Rp10 juta hasil donasi, serta perlengkapan teknis seperti perahu karet, alat panjat tebing, dan tali-temali. Peralatan tersebut diprioritaskan untuk mendukung proses evakuasi dan distribusi bantuan ke daerah-daerah yang masih terisolasi akibat kerusakan jembatan dan infrastruktur utama.

“Tim telah memetakan kebutuhan teknis di lapangan. Di antaranya pemasangan tali-temali pada Jembatan Teupin Mane, Bireuen ke arah Bener Meriah–Takengon sebagai akses alternatif sementara. Perahu karet juga akan dikerahkan untuk membantu mobilitas logistik serta masyarakat,” ujar Prof. Akhyar.

Selain langkah tersebut, relawan PA Leuser juga menyiapkan rencana pembangunan rakit penyeberangan pada titik-titik jembatan yang putus di jalur menuju Takengon. Inisiatif ini diharapkan menjadi solusi darurat yang dapat menjaga kelancaran penyaluran bantuan hingga akses resmi kembali pulih.
Seluruh relawan dilaporkan dalam kondisi baik dan menjalankan operasi kemanusiaan sesuai standar keselamatan lapangan. Koordinasi teknis terus dilakukan bersama pembina UKM serta pihak terkait, untuk memastikan efektivitas aksi dan keberlanjutan dukungan bagi masyarakat terdampak.

USK melalui Satgas Bencana Senyar menegaskan komitmennya untuk terus memperkuat dukungan di lapangan secara terpadu. Dengan mengerahkan relawan terampil dan peralatan teknis yang dibutuhkan, USK berharap upaya ini dapat mempercepat proses evakuasi serta pemulihan akses bantuan bagi warga yang masih menghadapi keterbatasan akibat bencana.