USK dan Griffith University Sepakat Perkuat Layanan Kesehatan Inklusif

Universitas Syiah Kuala dan Griffith University beserta pemangku kepentingan sepakat untuk bersama-sama memperkuat layanan kesehatan primer yang Inklusif,  dan siap menghadapi iklim.

Komitmen ini ditandai melalui penandatangan Sertifikat Komitmen (certificate of commitment) pada rangkaian Knowledge Sharing Visit pada  5-9 Februari 2024 di Griffith University, Australia.

Penandatanganan ini juga melibatkan mitra lainnya, di antaranya Universitas Pattimura Ambon, Universitas Mataram, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh, Dinas Kesehatan Kota Ambon, Dinas Kesehatan Kota Mataram, Cerdas Antisipasi Risiko Bencana (CARI!), ICLEI Indonesia, dan Yayasan Lappan.

Dengan ditandatanganinya sertifikat tersebut, Universitas dan lembaga yang terlibat  berkomitmen mendukung kemajuan solusi inovatif berbasis pengetahuan dalam membangun sistem layanan kesehatan primer yang inklusif dan siap menghadapi perubahan iklim.

Seluruh Universitas dan Lembaga yang terlibat memiliki tekad kuat dan semangat kolaborasi untuk terus mendukung penelitian yang berjudul” CORE STEP: Solusi Berbasis Pengetahuan yang Inovatif untuk Sistem Layanan Kesehatan Primer yang Inklusif dan Siap menghadapi Perubahan Iklim”  (www.core-step.corescience.id) ini dilaksanakan di Banda Aceh, Ambon dan Mataram. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan dampak positif, meningkatkan ketahanan dan aksesibilitas dalam layanan kesehatan, dan bersama-sama berkontribusi demi menciptakan masa depan yang lebih sehat dan berkelanjutan bagi semua individu. Penelitian CORE STEP ini didanai oleh Pemerintah Australia melalui KONEKSI.

Penandatanganan ini dihadiri langsung Wakil Rektor Bidang Akademik USK Prof. Dr. Ir. Agussabti, M.Si), ketua proyek penelitian CORE STEP (Dr. Rina Suryani Oktari), research advisor (Prof. Dr. Taufik Fuadi ABidin dan Prof. Dr. M. Yani) dan tim dari Indonesia berjumlah 17 orang.

Mitra lain yang turut menandatangani termasuk Kementerian Kesehatan, ICLEI Indonesia, CARI!, Universitas Pattimura dan Universitas Mataram. Para stakeholder kesehatan juga turut hadir untuk menandatangani komitmen ini di antaranya Kepala Dinas Kesehatan Kota Ambon yaitu drg.Wendy Pelupessy, M.Kes, Kepala Dinas Kota Mataram yaitu dr.H. Emirald Isfihan, MARS., MH.,CMC.,FISQua, Kepala Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh diwakili Kabid Kesmas yaitu Syukriah, SKM.,MKM.

Griffith University, yang terletak di Gold Coast dan Brisbane, menjadi tuan rumah untuk kegiatan ini. Penyambutan dilaksanakan di Kampus Gold Coast, Griffith University dan turut dihadiri Dosen dan Mahasiswa dari Planetary Health, School of Medicine and Dentistry, Griffith University.

Dalam sambutannya, Dr. Connie Cai Ru Gan selaku lead researcher dari Griffith University untuk proyek ini menyatakan   rasa bangganya karena dapat menyambut rombongan di kampus Gold Coast, dan berharap peserta dapat menikmati kegiatan selama di Gold Coast dan Brisbane serta dapat mengambil pelajaran penting yang dapat menjadi bekal dalam mensukseskan Proyek Core Step dan dapat memajukan wilayah masing-masing terutama dalam peningkatan pelayanan kesehatan yang inklusif terhadap perubahan Iklim.

Kegiatan sambutan ini juga diisi dengan pidato dari Dr Hai Phung MD, MPH, PhD yang memperkenalkan Griffith University dalam presentasi yang menarik, beliau  juga sangat bersemangat terkait kolaborasi ini dan siap untuk mensukseskan Proyek CORE STEP secara bersama sama dan juga membuka berbagai peluang kerja sama baru lainnya.

Prof. Agussabti juga turut memperkenalkan USK. Dalam pemaparannya, ia menjelaskan terkait prestasi USK y saat ini dan juga berbagai kolaborasi yang telah dilaksanakan bersama berbagai kampus yang berasal dari Australia.

Kegiatan knowledge sharing menjadi fokus utama kunjungan ini, di mana Tim CORE STEP Indonesia berbagi pengalaman, ide, dan temuan terbaru mereka sehubungan dengan proyek CORE STEP. Pertukaran gagasan antara tim Indonesia dan komunitas akademis Griffith University diharapkan dapat memperkaya wawasan dan memperluas cakupan proyek penelitian ini.

Selain diskusi dan presentasi, tim CORE STEP Indonesia juga mengadakan sesi workshop dan sesi berbagi pengetahuan dengan para ahli di Griffith University. Hal ini memberikan kesempatan bagi kedua belah pihak untuk bekerja sama secara langsung, memecahkan tantangan, dan mengembangkan solusi inovatif.

“Kunjungan ini bukan hanya tentang berbagi pengetahuan, tetapi juga membangun jaringan kerja yang kuat antara Tim CORE STEP dan komunitas akademisi di Australia. Ini diharapkan dapat membuka pintu untuk lebih banyak kerja sama di masa depan dan memperkuat posisi Universitas Syiah Kuala sebagai pemimpin kolaborasi inovasi dengan berbagai mitra di dunia,”  tutup Dr. Rina Suryani Oktari dalam wawancara terpisah.

 Beliau juga mengucapkan terim akasih yang sebesar besarnya atas keterlibatan banyak pihak terutama kepada pihak Griffith University yang telah bersedia berkolaborasi dan bersedia menyambut tim CORE STEP Indonesia dengan sambutan yang luar biasa.