Satgas Bencana Universitas Syiah Kuala (USK) memperluas layanan tanggap darurat dengan fokus pada pemulihan psikososial. Tim Relawan USK mulai menjalankan program pendampingan pendidikan darurat bagi 60 anak yang mengungsi di Gampong Blang Panjoe, Kecamatan Peusangan, Kabupaten Bireuen.

Pendampingan ini bertujuan untuk memastikan kebutuhan psikososial dan hak anak atas pendidikan tetap terpenuhi, bahkan selama masa darurat. Aktivitas meliputi belajar ringan, permainan edukatif, serta pembinaan karakter, yang dirancang untuk menjaga motivasi anak dan mengurangi kecemasan akibat terganggunya rutinitas sekolah.

Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) “SAHABAT” yang didanai tahun 2025. Program ini dipimpin oleh Dr. Rina Suryani Oktari, S.Kep., M.Si., FRSPH, dan melibatkan 12 personel gabungan dari akademisi, praktisi kebencanaan, dan relawan Satgas Senyar USK.

“Masa darurat bukan alasan menghentikan proses belajar. Justru saat inilah anak harus memperoleh stimulasi psikososial dan dukungan agar tumbuh kembang mereka tetap terjaga. Ruang untuk belajar, bermain, dan berinteraksi di lokasi pengungsian menjadi sangat penting,” kata Rina.

Meskipun didanai melalui PKM, pelaksanaannya tetap terintegrasi penuh di bawah sistem operasi Satgas USK untuk Respons Senyar Aceh. Hal ini memastikan koordinasi lapangan, pemetaan kebutuhan, dan distribusi relawan berjalan efektif di titik pengungsian.

Saat ini, relawan USK juga berkoordinasi dengan perangkat gampong untuk mengidentifikasi kebutuhan lanjutan, termasuk penyediaan ruang belajar sementara dan sarana edukasi.

“Satgas USK berkomitmen untuk melanjutkan pendampingan serupa secara bertahap di titik-titik pengungsian lain, mempertegas dukungan USK pada aspek pemulihan psikososial, terutama bagi anak-anak sebagai kelompok paling rentan,” pungkasnya.