USK Bahas Pengabdian Masyarakat Bersama Ditjen Diktiristek

Universitas Syiah Kuala (USK) melalui LPPM melaksanakan diskusi dan pemaparan terkait penelitian, dengan narasumber utama Direktur riset, teknologi, dan pengabdian masyarakat Ditjen Diktiristek, Kemendikbud RI, Prof. Dr. Ir. M. Faiz Syuaib, M.Agr. Kegiatan ini berlangsung di VIP AAC Dayan Dawood, Jumat, 10 Maret 2023.

“Kegiatan ini dalam rangka meningkatkan pemahaman sivitas akademika USK terkait program penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang dikelola oleh Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) Tahun Anggaran 2023,” kata Ketua LPPM USK, Prof. Dr. Taufik Fuadi Abidin, S.Si, M.Tech.

Sementara itu, Prof M Faiz dalam paparannya menyampaikan, penelitian dan pengabdian masyarakat merupakan keniscayaan bagi sebuah Perguruan Tinggi (PR). Selain menjalankan sila ketiga dari Tri Dharma, hal ini juga menjadi modal berharga untuk sebuah kolaborasi menuju Indonesia unggul.

“Perguruan Tinggi wajib mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka harus ada produk yang dihasilkan. Penelitian dan produk itu, harus ditransfer ke masyarakat,” sebutnya.

Untuk itu, SDM kampus terutama para dosennya menjadi kunci dan kapasitasnya musti terbaik. Dengan begitu, berkorelasi dengan semakin baik pula sebuah kampus. Ia mengingatkan bahwa reputasi sebuah kampus atau PT dilihat dari risetnya, untuk itu segala infrastruktur riset harus diperhatikan maksimal.

“Untuk pengabdian masyarakat, porsinya masih sedikit, di Indonesia dananya di bawah Rp 50 Miliar per tahun,” ungkap Prof M Faiz.

Ia mendorong para peneliti di setiap kampus di Indonesia, terutama USK untuk rajin melakukan riset, dan paham menyajikan proposal penelitian yang menarik lagi penting, dengan begitu, akan memudahkan reviewer untuk meloloskan penelitian tersebut.

“Pentingnya produk yang unik, contohnya Nilam Aceh. Ini bagus bagi USK. Setiap kampus memang harus ada penelitian yang khas, dan itu menjadi kekuatan di tingkat nasional,” jelasnya.

Lebih jauh ia mengungkapkan, bahwa kurun waktu 2019 hingga 2022, judul penelitian yang masuk menyentuh angka 12 ribu selama setahun, sedangkan proposal yang masuk mencapai 800.000-an. Sektor kesehatan mendominasi selama empat tahun belakangan.

“Ini merupakan forum penting, untuk saling sharing, membentuk kelompok keilmuan. Semua yang hadir memiliki proposal penelitian, yang bukan hanya kepentingan personal saja, tapi juga penting bagi publikasi, masyarakat dan USK,” ujar WR I USK, Prof. Dr. Ir. Agussabti, M.Si.

Leave a Reply