Tim Satuan Tugas (Satgas) Universitas Syiah Kuala (USK) akhirnya bisa mengakses Aceh Tamiang setelah akses menuju kabupaten tersebut terblokir berhari-hari sebelumnya. Akses ini dimanfaatkan untuk memantau kondisi lapangan serta melakukan pendistribusian bantuan awal kepada masyarakat terdampak yang berada di sana.
Berdasarkan informasi dari tim di lapangan, situasi di Aceh Tamiang masih memprihatinkan. Sejumlah ruas jalan utama tampak tergenang lumpur tebal setelah air surut, menyisakan endapan dan material banjir di sepanjang pemukiman warga.
Di kawasan yang dikunjungi tim, warga terlihat berupaya membersihkan rumah dan menyelamatkan barang-barang yang masih bisa digunakan. Banyak tumpukan pakaian basah, perabot rusak, dan material kayu berserakan di pinggir jalan.
Arus kendaraan juga masih terbatas karena sebagian jalan licin dan berlubang. Beberapa warga memakai sepeda motor dan berjalan kaki melewati genangan, sementara kendaraan roda empat tampak melambat untuk menghindari permukaan jalan yang tidak stabil. Aktivitas pembersihan lingkungan berlangsung secara mandiri oleh warga dengan peralatan seadanya.
Tim Satgas USK melaporkan bahwa kebutuhan mendesak masyarakat saat ini meliputi air bersih, perlengkapan kebersihan, pakaian kering, serta bantuan logistik untuk keperluan harian. Mereka juga menyoroti perlunya penanganan cepat terhadap sampah dan lumpur untuk mencegah gangguan kesehatan.
USK juga memastikan bahwa tim lanjutan sedang disiapkan untuk memperkuat distribusi bantuan dan mendukung proses pemulihan di wilayah terdampak. Pendataan kerusakan dan kebutuhan mendesak terus dilakukan secara berkelanjutan untuk memastikan bantuan yang dikirim tepat sasaran.
Dengan informasi terbaru dari lapangan ini, USK menegaskan komitmennya untuk terus hadir membantu masyarakat Aceh Tamiang dalam fase tanggap darurat hingga masa pemulihan berlangsung.Seluruh rangkaian kegiatan berada di bawah koordinasi Satgas USK untuk Respons Senyar Aceh.