Tim Medis Universitas Syiah Kuala dari Aceh Tamiang telah tiba di RSUD Langsa pada Sabtu pagi dan langsung bergerak menjalankan persiapan awal pembukaan posko medis darurat. (Langsa, 7 Desember 2025)
Kedatangan tim tercatat pada pukul 07.50 WIB di lokasi yang beralamat di Jl. Jenderal Ahmad Yani No.1, Gampong Jawa, Kecamatan Langsa Kota.
Sesampainya di lokasi, tim disambut petugas RSUD dan menerima pengarahan singkat terkait area kerja yang menjadi prioritas pembersihan. Adapun fokus penataan mencakup akses utama, ruang penempatan perlengkapan medis, serta jalur mobilisasi pasien yang harus dipastikan terbuka dan aman untuk mendukung alur pelayanan.
Laporan lapangan dari Muhammad Doni Setiawan menggambarkan bahwa kondisi awal area posko masih membutuhkan pembersihan dan penataan menyeluruh sebelum dapat difungsikan sepenuhnya. Upaya pembersihan ini dilakukan agar operasional posko berjalan efektif dan seluruh perangkat medis dapat ditempatkan sesuai kebutuhan layanan.
Pembukaan posko medis sementara di RSUD Langsa menjadi langkah strategis dalam mengantisipasi lonjakan kebutuhan layanan kesehatan bagi masyarakat terdampak bencana di wilayah Aceh Tamiang dan sekitarnya. Fasilitas tambahan ini diharapkan dapat mempercepat proses penanganan dengan memperluas ruang layanan, memperpendek waktu akses, dan memastikan ketersediaan area khusus untuk penanganan medis.
Tim terus melanjutkan pembersihan dan penataan pada Sabtu siang, dan persiapan akan dilanjutkan hingga area dinyatakan siap beroperasi menyesuaikan arahan pihak rumah sakit serta kebutuhan layanan di lapangan.
Di tengah kondisi RSUD Langsa yang masih terdampak pemadaman listrik akibat bencana, Tim Kesehatan kolaborasi Universitas Syiah Kuala (USK), Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), dan Dinas Kesehatan Aceh berhasil melakukan tindakan operasi perdana di Kamar Operasi RSUD Langsa. Prosedur medis tetap dilaksanakan meskipun situasi gelap gulita dan penerangan hanya tersedia secara terbatas.
Pelaksanaan operasi menjadi tonggak penting dalam penanganan kesehatan darurat di wilayah Langsa, yang tengah berupaya memulihkan layanan medis setelah fasilitas rumah sakit terdampak banjir dan gangguan listrik. Kolaborasi tenaga kesehatan dari tiga institusi memungkinkan pelayanan gawat darurat tetap berjalan sehingga pasien dengan kebutuhan operasi tidak harus menunggu lebih lama.
Pelaksanaan operasi perdana ini menandai dimulainya kembali aktivitas layanan bedah di RSUD Langsa pasca bencana, setelah sebelumnya terhenti akibat gangguan infrastruktur dan akses listrik. Kehadiran tenaga medis dari berbagai institusi memberikan dukungan signifikan dalam memperkuat kapasitas rumah sakit rujukan di wilayah timur Aceh tersebut.
Kolaborasi antara unsur tenaga kesehatan daerah dan nasional ini menjadi contoh nyata bagaimana sinergi lintas lembaga berperan penting dalam memastikan masyarakat tetap mendapatkan layanan medis yang esensial. Dengan kembali berfungsinya kamar operasi, diharapkan penanganan kasus-kasus kritis dapat dilakukan lebih cepat sehingga mengurangi risiko medis bagi para pasien.