Universitas Syiah Kuala

Tim Medis dan PKSL USK Berupaya Selamatkan Bayi Gajah Liar

Dokter hewan, Pusat Kajian Satwa Liar(PKSL) Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala (USK) bersama Pusat Konservasi Gajah (PKG) Saree, Aceh Besar, diturunkan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh untuk menanggani bayi gajah Sumatera (elephas maximus sumatramus) yang terjebak lumpur beberapa waktu. (Aceh Besar, 3 Maret 2021).

Pusat Kajian Satwa Liar FKH USK bersama tim telah mengerahkan segenap kemampuan terbaik. Bayi  gajah malang tersebut, diberikan perawatan intensif di Pusat Konservasi Gajah (PKG) di Kabupaten Aceh Besar sebelum akhirnya mati. Kondisi bayi gayah tersebut, awalnya sempat membaik, namun kondisinya kembali memburuk.

“Kami menyampaikan terima kasih kepada tim medis dan PKSL Universitas Syiah Kuala yang telah memberikan upaya maksimal dalam perawatan bayi gajah yang diberi nama Inong itu,” ucap Kepala BKSDA Agus Arianto

Ia menerangkan, hasil nekropsi atau bedah bangkai oleh tim medis Pusat Kajian Satwa Liar Fakultas Kedokteran Hewan, ditemukan organ jantung mengeras di bagian otot, dinding atrium kiri menebal, sehingga menyebabkan penyempitan yang mengakibatkan kesulitan memompa darah.

“Kematian bayi gajah betina itu terjadi pada Rabu (3/3) pukul 06.00 WIB. Bayi gajah yang diberi nama Inong itu sedang dalam perawatan intensif. Kondisi satwa tersebut kembali menurun sejak tanggal 1-2 Maret lalu. Kemudian gangguan sistem pencernaan ditemukan hemoragi pada penggantung usus, serta ditemukan abnormalitas pada tulang kaki dan persendian kaki depan karena dislokasi,” bebernya.

Lebih jauh disampaikan, sebagaimana dikutip Republika.co.id, kondisi bayi gajah tersebut diperparah dengan adanyanya gangguan sistem pencernaan. Tim medis menemukan hemoragi pada penggantung usus, serta ditemukan abnormalitas pada tulang kaki dan persendian kaki depan karena dislokasi.

Untuk diketahui, bayi gajah Sumatera yang mati tersebut sebelumnya terjebak pada kubangan lumpur di Kecamatan Tiro, Kabupaten Pidie. Pihak BKSDA Aceh bekerja sama dengan mitra mengevakuasi, setelah masyarakat mengeluarkan bayi gajah tersebut dari kubangan lumpur di Desa Panton Bunot.

“Bayi gajah tersebut diperkirakan terjebak di kubangan lumpur sudah berhari-hari. Kemudian, masyarakat berhasil mengeluarkannya dari kubangan dan menginformasikannya kepada kami. Kondisi bayi gajah saat penanganan tim sangat lemah dan kritis. Bayi gajah tersebut berkelamin betina, usia diperkirakan sekitar tiga pekan dengan berat sekitar 85 kilogram,” terang Agus.

Tim medis memberikan perawatan khusus membantu mengurangi rasa sakit, pengobatan luka infeksi, hingga melatih untuk merangsang otot-otot serta syaraf bayi gajah dengan menggunakan alat bantu topang. Selain itu, juga pemberian asupan nutrisi berupa susu formula sebagai pengganti air susu induk yang diberikan menggunakan selang infus.