Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) dan Pusat Riset Tsunami dan Mitigasi Bencana (TDMRC) bersama Kobe University Jepang menggelar diskusi kelompok terfokus (FGD) di Hermes Hotel Banda Aceh, Selasa (26/8). Workshop FGD ini dilaksanakan untuk mengkaji pemulihan pasca-10 tahun bencana tsunami Aceh.

Dr. Ella Meilianda selaku manajer program TDMRC menjelaskan, diskusi kali ini diikuti sekitar lima puluh instansi pemerintah dan NGO yang menghadirkan pemateri Mr. Mitayama dan Prof. Tanaka dari Kobe University Jepang. Ini merupakan pelaksanaan ketiga dari lima kegiatan FGD yang direncanakan.

“Diskusi hari ini memang dititikberatkan kepada pemerintah dan NGO agar sama-sama memiliki kesamaan persepsi kebencanaan. Sedangkan FGD sebelumnya, lebih difokuskan kepada komunitas dan edukasi.”

Para peserta diskusi dibagi dalam beberapa kelompok kecil untuk membahas tema kebencanaan terkait, seperti infrastruktur dan pemukiman, pengembangan ekonomi masyarakat, kesehatan dan psikososial, program pengurangan risiko bencana, dan kesiapsiagaan masyarakat.

Diharapkan, dengan adanya workshop FGD ini, para stakeholder mampu melihat serta membandingkan apa saja pencapaian yang telah dilakukan di Aceh dan Kobe selaku daerah yang pernah tertimpa tsunami.

“Kita dapat melihat pembelajaran selama sepuluh tahun ini apa saja yang sudah kita lakukan. Baik itu success story atau unsuccess story dan membandingkan dengan Kobe. Sekaligus melihat tahap recovery kedua daerah tersebut. Apa persamaan dan perbedaannya, serta permasalahan yang dihadapi,” tambah Ella.

FGD ini merupakan satu dari serangkaian acara dalam memperingati sepuluh tahun tsunami Aceh, 26 Desember nanti. Ella juga menyebutkan, selain FGD, dalam peringatan sepuluh tahun tsunami Aceh nanti, juga dilengkapi kegiatan seperti sayembara menulis kebencanaan, pembuatan film dokumenter, suplemen bacaan tentang kebencanaan, serta pameran expo sebagai puncak kegiatan.[fht-be]