WARTA UNSYIAH — Rektor Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng., menegaskan bahwa program-progam kerja yang telah disusun harus mengedepankan realitas yang ada. Hal tersebut disampaikan Samsul dalam menanggapi hasil presentasi komisi-komisi anggaran pada ra pat kerja (raker) Unsyiah 2015, Sabtu (31/1), di gedung AAC Dayan Dawood, Darussalam, Banda Aceh.
“Tahun lalu saya sudah memprotes dan menyurati Ditjen Dikti untuk menambahkan anggaran, dan akhirnya pihak Dikti menyetujuinya. Saya harap (dalam mengelola) anggaran tersebut, kita kedepankan realitas, bukan nafsu,” tegasnya.
Tambahnya lagi, relevansi dalam penghitungan Badan Otonom Perguruan Tinggi (BOPT) juga harus adil. Maka, pihak pusat juga harus adil sehingga tidak membeda-bedakan universitas berdasarkan letak regionalnya. Penggunaan keuangan harus lebih transparan.
“Saya harap, kita ingin memikirkan perencanaan anggaran yang baik sehingga implementasinya mudah dan juga baik,” harapnya.
Dilanjutkannya lagi, saat ini sudah banyak pihak yang berharap agar Unsyiah memiliki arus listrik sendiri dan tidak sama dengan arus listrik masyarakat.
“Saat ini kita sudah bekerja sama dengan PLN agar listrik di Unsyiah tidak terganggu dan kita akan mempunyai satu nomor langganan tetap. Kita tidak ingin di fakultas-fakultas, listriknya malah bermasalah. Ini diperlukan jika ke depannya ada pembangunan gedung-gedung baru dan pelaksanaan pembelajaran akademik mampu berjalan dengan baik,” pungkasnya.
Mengenai Uang Kuliah Tunggal Berkeadilan (UKTB), Rektor juga mengungkapkan bahwa UKTB tidak bisa diubah seperti sistem SPP yang lama karena ini sudah menjadi ketetapan hukum dari Peratuan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) yang dalam tahun ini beralih kebijakan kepada Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti).
“Saya tegaskan bahwa untuk tahun ajaran ke depan, sistem UKTB tetap dilanjutkan,” katanya pada penutupan raker.
Pihak rektorat juga telah memperhatikan mengenai tenaga laboran yang sudah berubah fungsi dari laboran menjadi pegawai. Jika diperlukan, akan ada penambahan laboran sehingga tahun ini setiap laboratorium harus merancang kebutuhan sarana dan prasarananya lalu mengusulkan kepada rektorat.
Pada penutupan raker tersebut, Rektor juga akan memperbanyak ruang kuliah umum (RKU) demi pemenuhan akses pendidikan yang lebih layak, begitu juga penyediaan ruang kuliah, baik untuk fakultas maupun pascasarjana.
Untuk menunjang akses pendidikan lagi, tahun ini akan ada penambahan bandwith internet dari 200 MB menjadi 600 MB. Ditargetkan pula, akan ada penambahannya lagi pada tahun 2016 mendatang menjadi 1 GB.
“Kita akan tambah bandwith internet. Operator sudah kita sediakan agar mereka dapat bekerja secara profesional. Jadi, ada pembagian sistem kinerja pengelola web universitas dengan web fakultas. Operator PUKSI tidak akan mengelola web fakultas, operator fakultaslah yang mengelolanya. Saya harap, dekan harus membenahinya,” ungkapnya.
Pada kesempatan tersebut, Rektor juga mengatakan, kenaikan pangkat dosen tidak hanya pada indeks Scopus, tetapi ada indeks-indeks lainnya. Apalagi, ada penambahan anggaran dalam hal penelitian.
“Dibandingkan tahun lalu, kali ini ada peningkatan perencanaan anggaran. Maka, dosen juga harus memperbanyak penelitian,” harapnya lagi.
Rapat kerja (raker) 2015 Unsyiah merumuskan kebijakan-kebijakan terbaru mengenai sistem pengelolaan yang semakin baik. Program kerja tersebut sesuai dengan Rencana Stategis (Renstra) Unsyiah. Diharapkan, setelah Unsyiah mampu bersaing di level regional, Unsyiah juga mampu bersaing di jenjang internasional pada tahun 2026. Oleh karenanya, dibutuhkan dorongan semua pihak demi melancarkan program kerja tersebut. [mrt-be]
