Rektor Universitas Syiah Kuala (USK) mengadakan pertemuan khusus dengan tim penulis tiga buku yang diluncurkan bertepatan dengan puncak peringatan dies natalis atau hari jadi ke-60 USK pada Rabu 29 September 2021.Pertemuan berlangsung di Balai Senat USK, Selasa, 28 September 2021.
Adapun ketiga buku yang diluncurkan, yaitu Menuju Universitas yang Mandiri dan Modern: 60 Tahun Universitas Syiah Kuala; Perintis & Rektor Universitas Syiah Kuala 1959—2021: Biografi Singkat; dan Berjuang Menjemput Impian: Kisah Para Penerima Beasiswa KIP-K.
Rektor USK, Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng., IPU., ASEAN.Eng mengapresiasi kerja keras seluruh tim, sehingga dalam waktu yang relatif singkat bisa mempersiapkan buku-buku tersebut dan bisa menjadi kado istimewa di peringatan milad yang ke-60. Ia mengatakan, dua dari tiga buku tersebut sangat penting dan memiliki nilai sejarah yang tinggi untuk merefleksikan kembali bagaimana semangat dan perjuangan rakyat Aceh untuk menghadirkan sebuah universitas di Aceh. Dengan begitu, USK sebagai perguruan tinggi pertama yang hadir di Aceh dijuluki sebagai Kampus Jantong Ate Rakyat Aceh.
“Buku ini juga diperkaya oleh gambar-gambar yang menjadi bukti sejarah bahwa kehadiran Presiden Soekarno ke Aceh dalam kaitannya dengan pengembangan Universitas Syiah Kuala bukan hanya sekali. Bisa kita lihat bagaimana antusiasnya masyarakat Aceh saat peresmian universitas. Artinya, keinginan untuk lahirnya sebuah universitas memang sangat besar. Alhamdulillah, hari ini kondisinya sudah jauh lebih baik,” ujar Prof Samsul.
Rektor berharap, buku tersebut akan menjadi peninggalan sejarah, baik kepada universitas maupun yang terpenting kepada generasi masa depan sebagai estafet kepemimpinan di Aceh. Dengan begitu, mereka bisa selalu bercermin dari perjuangan para pendahulunya untuk mewujudkan cita-cita masyarakat yang berilmu pengetahuan dengan menghadirkan perguruan tinggi di Aceh.
“Dies natalis Universitas Syiah Kuala kita peringati setiap tahunnya sesuai dengan SK Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu No 11 Tahun 1961 pada 21 Juli 1961 tentang pembukaan Universitas Syiah Kuala, di situ ditetapkan bahwa dies natalis Universitas Syiah Kuala ditetapkan setiap 2 September, sehingga tahun ini genap 60 tahun usianya,” ujarnya.
Prof Samsul juga mengapresiasi hadirnya buku Berjuang Menjemput Impian: Kisah Para Penerima Beasiswa KIP-K yang ditulis oleh lima puluh mahasiswa USK yang telah berjuang untuk mendapatkan beasiswa KIP-K, dan akhirnya bisa mengenyam pendidikan di perguruan tinggi. Buku ini merupakan hasil penyaringan lebih dari 1.200 kisah yang masuk dan terpilih 50 besar untuk disunting, sehingga menjadi kisah yang layak diterbitkan.
Sementara itu, Ketua Tim Penulis Buku Perintis & Rektor Universitas Syiah Kuala 1959—2021: Biografi Sigkat, Dr. Wildan, M.Pd., secara rinci menjabarkan bahwa buku tersebut memuat 15 biografi singkat tokoh penting perintis dan rektor USK sejak awal berdiri hingga sekarang.
Ke-15 tokoh tersebut, yaitu Ir. Soekarno, ditulis oleh Sulaiman Tripa; Brigjen Syamaun Gaharu ditulis oleh M. Adli Abdullah; Ali Hasjmy ditulis oleh Wildan; Teuku Iskandar ditulis oleh Mawardi Umar; A. Muzakkir Walad ditulis oleh Mustanir; Kolonel M Jasin ditulis oleh Husaini Ibrahim; Marzuki Nyakman ditulis oleh Ishak Hasan; Abdul Madjid Ibrahim ditulis oleh Mohd. Harun; Ibrahim Hasan ditulis oleh Ahmad Humam Hamid; Abdullah Ali ditulis oleh Syamsul Rizal; M Ali Basyah Amin ditulis oleh Nazamuddin; Dayan Dawood ditulis oleh Teuku Muttaqin Mansur; Abdi Abdul Wahab ditulis oleh Sulastri, Darni ditulis oleh Abdul Wahab Abdi; dan Samsul Rizal ditulis oleh Ilham Maulana.
Dalam prosesnya, kata Wildan, penulisan buku biografi tersebut memiliki tantangan tersendiri, seperti minimnya informasi tentang sebagian besar tokoh-tokoh tersebut. Hal ini membuat penulis hanya bisa menggali informasi dari kalangan pihak keluarga. Sementara itu, sumber-sumber tertulis yang memadai hanya informasi terkait Ali Hasjmy.
“Namun, meskipun ada tantangan dalam menghimpun informasi, tetapi buku ini bisa kami hadirkan sebagai jawaban atas permintaan Pak Rektor yang secara khusus menginginkan agar pada milad ke-60 ini ada buku khusus yang memuat tentang tokoh-tokoh yang berjasa bagi USK,” ujarnya.
Pada kesempatan itu Wildan juga menyarankan agar buku-buku tersebut nantinya dibedah, dan hasilnya menjadi pedoman kepada tim untuk menuliskan biografi yang lebih komprehensif terhadap masing-masing tokoh tersebut. Wildan juga menekankan pentingnya segala bentuk dokumentasi oleh pihak kampus yang berfungsi sebagai gudang data jika sewaktu-waktu diperlukan.
Senada dengan itu, Ketua Tim Penulis Buku Menuju Universitas yang Mandiri dan Modern: 60 Tahun Universitas Syiah Kuala, Mawardi Umar, mengatakan bahwa secara spesifik buku tersebut berisikan tahap-tahap perkembangan kampus USK sejak awal didirikan hingga saat ini. Dalam perkembangannya, USK kini menjadi salah satu kampus bergengsi di Pulau Sumatera dan sejak 2015 silam menyandang akreditasi A. Buku ini ditulis oleh Mawardi Umar, Wildan, Yarmen Dinamika, dan Sulaiman Tripa.
Penulisan ketiga buku tersebut juga melibatkan sejumlah penulis muda sebagai enumerator dan editor, yaitu Ihan Nurdin, Hayatullah Pasee, Muhajir Juli, Teuku Hendra Keumala, Raiyana Putri Kana, dan Rahmad Nuthihar.