Di halaman Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pidie Jaya, sebuah tenda berukuran 10 x 4 meter berdiri tegak, menjadi pusat pemulihan dan harapan di tengah bencana. Papan informasi yang penuh data, potongan gambar aksi, hingga kotak-kotak peralatan medis tersusun rapi di dalamnya, menciptakan nuansa kesiapan Posko Satgas Bencana Senyar Universitas Syiah Kuala (USK), Sabtu, 6 Desember 2025.
Kerja-kerja kemanusiaan di tenda itu menjadi perhatian utama saat Rektor USK, Prof. Dr. Ir. Marwan, hadir menyapa tim. Senyum para dokter, perawat, dan relawan -meski tersisa lelah- menyambut orang nomor satu di kampus tersebut.
Mereka berbagi kisah, menggambarkan garis depan pertempuran melawan dampak banjir di Aceh. “Sejauh ini, keluhan paling banyak adalah penyakit pasca banjir,” lapor dr. Endah Cahya Sufiany, salah satu dokter PPDS USK yang bertugas bergantian di wilayah terdampak.
Ia menceritakan momen dramatis di hari pertama turun ke Gampong Beurawang, salah satu desa terparah. “Ketika mobil kami baru tiba, kami langsung diserbu warga untuk mendapatkan layanan kesehatan,” kenangnya.
Ada gurat keprihatinan yang tak bisa disembunyikan dr. Endah ketika menyebut tantangan stok logistik. Di hari pertama saja, kurang lebih 80 orang dewasa dan 60 anak-anak telah dilayani. Dengan diagnosa yang didominasi ISPA, diare, dan infeksi kulit, stok obat menjadi sangat krusial.
“Untuk obat-obatan memang menjadi tantangan, namun kami semua cukup terbantu obat-obatan dari PERDOSKI,” jelasnya.
Ia berpesan, bantuan selanjutnya harus menyertakan keperluan vital bagi ibu hamil dan kebutuhan mendasar bagi bayi.
Prof Marwan menyampaikan terima kasih yang tulus. “Kerja-kerja para dokter, perawat, relawan mahasiswa dari UKM, serta semua pihak yang tergabung dalam Satgas Bencana Senyar USK, menjadi wujud pengabdian kita semua terhadap kemanusiaan, untuk Aceh yang kita cintai,” ujar Rektor.
Momen penguatan semakin terasa ketika Prof. Dr. Ir. Khairul Munadi, S.T., M.Eng., Dirjen Dikti, tiba. Setelah mendengarkan penjelasan langsung dari relawan mahasiswa, Gustian R.H., mengenai data di papan informasi, Prof. Khairul memberikan semangat.
“Adik-adik sekalian, terus mengabdi, belajar yang giat, hingga menjadi orang sukses yang bermanfaat,” pesannya yang disambut serempak oleh mahasiswa keperawatan, “Siap, Pak.”
Rektor USK, Dirjen Dikti, dan Satgas Bencana Senyar kemudian bergerak cepat ke posko utama penanganan banjir Kab. Pidie Jaya untuk bertemu dengan jajaran bupati dan wakil, termasuk tokoh-tokoh daerah. Dalam forum singkat namun padat itu, turut hadir pula Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa.
Kehadiran Khofifah di tengah para pemimpin Aceh membawa pesan persaudaraan yang kuat. “Kami ingin memastikan persaudaraan Jawa Timur (Jatim) dan Aceh terhubung. Bahwa kami dari Jatim adalah saudara warga Aceh, terutama Pidie Jaya. Berhubung ini menjelang puasa, (kami membawa) ada mukena, sarung, makanan siap saji,” ucap Khofifah.
Setelah pertemuan itu, Rektor Prof. Marwan langsung turun ke garis depan bencana, menuju Gampong Beurawang. Di tengah sisa lumpur dan sisa reruntuhan banjir, pemandangan yang mengharukan terjadi saat bantuan diturunkan. Pakaian layak pakai langsung dikerumuni korban, yang berebut memilah sesuai ukuran.
Kebutuhan ini mendesis karena banyak dari mereka yang kehilangan pakaian akibat terendam lumpur. Logistik lain seperti aneka makanan, air minum, dan beras juga disalurkan langsung di lokasi tersebut.
Mengakhiri napak tilas pengabdiannya, Rektor bertolak ke Bireuen, menyambangi Posko Satgas Bencana Senyar USK yang lain di halaman Kampus Al-Muslim. Posko ini berkolaborasi dengan Universitas Almuslim dan Politeknik Negeri Lhokseumawe.
“Kita terus memastikan setiap bantuan, pelayanan kesehatan, hingga apapun yang bermanfaat bagi warga yang terdampak banjir, sampai dengan cepat, tepat, bermanfaat. Setiap kontribusi menjadi bagian berharga dari pengamalan Tri Dharma Perguruan Tinggi,” kata Rektor.
Rombongan USK diikuti ketua senat akademik, sekretaris MWA, WR1 dan WR3, para dekan, sekretaris universitas dan ketua LPPM.