Sebanyak 20 siswa-siswi MAN Baitul Arqam mengikuti sosialisasi Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) di Universitas Syiah Kuala (USK). Kegiatan ini berlangsung dengan mematuhi protokol kesehatan (prokes) sebagaimana mustinya. Sosialisasi ini bertempat di Balai Senat USK. (Banda Aceh, Kamis 17/3/2022)
Kepada Biro Kemahasiswaan dan Alumni USK, Dr. drh. Mustafa Sabri, M.P dalam sambutannya menyampaikan apresiasi, dan menyambut baik kehadiran para siswa dari MAN Baitul Arqam ini. Menurutnya, ini merupakan bentuk keseriusan dalam menggapai cita-cita.
“Pendidikan zaman sekarang sifatnya sudah global. Karena perubahannya sangat cepat, maka kita menjemput bola. Saya bersyukur anak-anak bisa jemput bola ke sini dalam rangka menggapai cita-cita,” kata Mustafa Sabri.
Ia menginggatkan, bahwa dalam waktu dekat SBMPTN akan berlangsung. Karena itu, tingkat fokus sangat menentukan seorang caloh mahasiswa lulus atau tidak. Mustafa Sabri berharap, siswa MAN Baitul Arqam memaksimalkan momen penting, sebab untuk jalur SBMPTN, USK membuka kuota 45 persen.
“Jangan banyak habiskan waktu di cafe. Fokus berdiskusi dan belajar bersama teman, bagaimana cara lolos di SBMPTN. Persaingan bukan hanya sesama siwa Aceh, tetapi seluruh Indonesia. Maka jangan sia-siakan kesempatan,” pesan Kepada Biro Kemahasiswaan dan Alumni USK ini.
Terakhir, ia meminta kepada seluruh siswa yang ada di Aceh dan khususnya dari MAN Baitul Arqam, untuk tidak takut bermimpi. Melanjutkan pendidikan merupakan hak seluruh anak bangsa. Tidak boleh ada yang tidak kuliah hanya karena alasan ekonomi.
“Jangan ada lagi suara yang mengatakan, saya tidak kuliah karena tidak mampu. Sekarang ada beasiswa KIP Kuliah, semuanya gratis dengan bantuan surat kurang mampu dari desa. Ini juga sebagaimana pesan Rektor USK, jangan ada anak Aceh yang tidak bisa masuk USK karena alasan ekonomi,” tuturnya.
Sementara itu, Sub Koordinator Bagian Publikasi Humas USK, Mulyana, SE dalam sosialisasinya memaparkan bahwa materi tes terdiri dari Tes Pontensi Skolastik (TPS), untuk mengukur kemampuan kognitif. Kemudian Bahasa Inggris dan Tes Potensi Akademik (TPA), mengukur kemampuan pengetahuan.
“Pelaksanaan tes dua gelombang. Per gelombang 7 hari. Setiap hari dilakukan dua sesi, pagi dan siang,” jelas Mulyana.
Adapun biaya pendaftaran sebagai berikut. Kelompok saintek atau soshum, peserta membayar Rp 200.000. Kelompok ujian campuran Saintek dan Soshum Rp 300.000. Para peserta membayar ke bank yang sudah ditentukan. Syarat dasar yang tidak boleh dilupakan adalam memiliki akun LTPMP.
Lebih jauh, ia juga berpesan, ketika lulus nantinya agar berhati-hati dalam mengisi data. Sebab data tersebut berpengaruh pada uang SPP atau sekarang disebut dengan Uang Kuliah Tunggal Berkeadilan (UKTB). Katanya, jangan hanya karena gengsi agar terlihat kaya, jadi asal mengisi data.
Hal tersebut berefek buruk bagi orangtua, nantinya kewalahan dalam membayar UKTB. Data tersebut dibaca oleh sistem. Ketika salah, di semester pertama itu tidak bisa diperbaiki. Setelah itu baru bisa direvisi. Mulyana juga mengingatkan, agar siswa mempelajari dengan seksama setiap informasi PMB.
“Ketika tidak lulus SBMPTN, masih ada jalur Mandiri atau disebut SMMPTN. Pada jalur ini ada dana sumbangan pembangunan, atau disebut dengan Sumbangan Pengembangan Institusi (SPI). Dan yang membedakan cuma itu saja. Tapi kalau lulus dengan prestasi nasional, itu gak harus bayar SPI. Pelajari dulu SPI-nya, jadi jangan asal coba-coba,” jelasnya.