Sejumlah mahasiswa Universitas Syiah Kuala yang tergabung dalam Tim Program Kreativitas Mahasiswa-Pengabdian Masyarakat (PKM-PM), mengenalkan permaianan Serigala Siaga Bencana (SERGANA) sebagai media edukasi bencana dan Covid-19 kepada generasi Z. (Banda Aceh, 23 Agustus 2021).
Tim PKM-PM USK ini diketuai oleh Ghazi Maulana dari Fakultas Kedokteran, dan beranggotakan Uswatun Hasanah dari Fakultas Kedokteran Gigi. Lalu Salwa Hanum, Syifa Urrahmi dan Teuku Afzal Zikri dari Fakultas Teknik. Mereka semua dibimbing oleh Dr. Rina Suryani Oktari, S.Kep., M.Si. yang merupakan dosen FK USK dan peneliti TDMRC.
Ghazi Maulana menjelaskan, permainan SERGANA ini diadopsi dari game werewolf, yang cukup populer di banyak negara bahkan di Indonesia. Game werewolf ini bentuknya adalah permainan kartu yang membutuhkan skill bermain peran, berasumsi, menginterogasi dan logika.
Permainan SERGANA ini secara konten sudah dimodifikasi sedemikian rupa, dengan memasukkan pengetahuan mengenai bencana khususnya gempa bumi, tsunami dan pandemi COVID-19. Serta terdapat pula unsur kearifan lokal Aceh seperti Nandong Smong, Rumoh Aceh, buah jamblang dan tanaman nilam.
“Sehingga terbentuklah permainan yang cocok dimainkan, baik secara luring maupun daring. Permainan ini dapat dimainkan 6 sampai 12 orang,” jelasnya.

Sebagai piloting sekolah, TIM PKM-PM USK ini memilih Dayah Darul Hikmah, Aceh Besar yang terletak di kawasan rawan tsunami. Melalui kegiatan ini, mereka berharap dapat memberikan manfaat tidak hanya terbatas kepada Dayah Darul Hikmah. Melainkan, dapat menyebar kepada masyarakat luas. Terutama generasi Z sebagai penerus bangsa yang senang memainkan game baik melalui media daring maupun luring.
“Harapannya permainan SERGANA ini dapat menjadi game yang populer di tanah air, sehingga bisa meningkatkan pengetahuan kebencanaan dengan cara yang asyik,” ujarnya.
Sementara itu, Rina Suryani Oktari menjelaskan tsunami pada tahun 2004 silam memberikan kerugian besar bagi masyarakat Aceh. Kejadian tersebut tidak hanya berdampak pada kehidupan masyarakat, namun juga pada penyelenggaraan pendidika. Termasuk menewaskan puluhan ribu siswa dan guru 1.488 sekolah rusak sehingga menyebabkan sekitar 150.000 siswa terganggu proses pendidikannya.
“Saat ini masyarakat Aceh juga dihadapkan dengan bencana yang disebabkan oleh bahaya non alam yaitu pandemi COVID19. Terjadinya bencana seperti gempa bumi dan tsumani di era pandemi COVID-19 tentunya akan memberikan dampak yang semakin buruk bagi masyaraka,” jelasnya.
Untuk itulah, USK melalui Tim PKM-PM ini berupaya untuk turut berkontribusi dengan memberikan edukasi untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan mengurangi risiko bencana. Di antaranya, melalui program PKM-PM yang berjudul “Edukasi bencana melalui adaptasi game werewolf dan kearifan lokal Aceh di Dayah Darul Hikmah”.
Ia menyebutkan, kegiatan PKM-PM ini mendapat dukungan penuh dari Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) yang disampaikan langsung oleh Dr. Ir. Ilyas, MP selaku Kepala Pelaksana BPBA, serta dari Dinas Pendidikan Dayah Aceh (DPDA), yang disampaikan oleh Irwan, S.Hi, M.Si pada saat tim ini beraudiensi ke BPBA dan DPDA.