Sejumlah mahasiswa Universitas Syiah Kuala turut ambil bagian dalam memecahkan Museum Rekor Indonesia (MURI) yaitu live streaming dengan 75.000 viewers pada kegiatan Grand launching platform baru dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yaitu Kedaireka. (Jakarta, 12 Desember 2020).
Pada kegiatan tersebut, mahasiswa Unsyiah tampil dengan membawakan tarian khas Aceh yaitu Tarian Saman. Adapun seluruh mahasiswa yang menarikan Saman tersebut adalah mahasiswa Unsyiah yang berasal dari Kabupaten Gayo Lues.
Tarian Saman ini tampil di awal acara, dan langsung memukau penonton baik yang hadir secara langsung maupun daring. Selain mahasiswa Unsyiah, beberapa mahasiswa perguruan tinggi lain juga turut tampil dengan membawakan tarian daerah mereka masing-masing. Penampilan mereka turut memeriahkan launching platform baru dari Kemendikbud ini.
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Prof. Ir. Nizam M.Sc, DIC, Ph.D dalam sambutannya menjelaskan, Platform Kedaireka merupakan upaya dalam meningkatkan kreativitas pada perguruan tinggi dan memecahkan berbagai permasalahan yang ada pada dunia kerja, karena tanpa adanya sinergi antara dunia kerja dan pendidikan tinggi maka akan terjadi tautan yang hilang (broken link).
Prof. Nizam menilai, Kedaireka merupakan solusi terkini dalam mamberikan kemudahan sinergi kontribusi perguruan tinggi dengan komersialisasi industri untuk kemajuan Indonesia.

Untuk itulah Kedaireka hadir sebagai platform pertemuan antara dunia Kampus dan Industri serta masyarakat. Dalam platform Kedaireka ini, Kemendikbud mengeluarkan dana pendamping untuk kemitraan yang bernama matching found sebesar Rp. 250 milyar.
“Kemendikbud mengeluarkan dana pendamping untuk kemitraan ini dalam berinoovasi dan menghilirkan karya-karya dari kampus untuk menjawab permasalahan di dunia usaha dan industri maupun di masyarakat,” ucap Prof. Nizam.
Sementara itu, Mendikbud Nadiem Makarim mengatakan, Kedaireka hadir dengan semangat untuk mewujudkan Kampus Merdeka. Di mana saat ini, program Merdeka Belajar episode keenam, transformasi dana pemerintah untuk perguruan tinggi ini memungkinkan kampus lebih otonom dan fleksibel dalam menciptakan budaya inovatif.
“Transformasi pendanaan ini adalah upaya kita untuk meningkatkan SDM. Kami berharap lulusan perguruan tinggi nantinya tidak hanya siap kerja, tapi juga bisa menciptakan lapangan kerja,” ucap Nadiem.
Selain itu, Nadiem juga berharap, platform Kedaireka ini juga bisa mendorong para lulusan perguruan tinggi tidak hanya gesit, tapi juga berorientasi untuk masa depan.
“Di sinilah perlunya gotong royong antara dunia pendidikan dan dunia usaha, dan dunia industri agar menciptakan reka cipta yang bermanfaat,” pungkasnya.