Pemerintah kota Banda Aceh siap mendukung pembangunan ekonomi kota berbasis kreativitas dan inovasi. Banda Aceh siap menerapkan program One Village One Product dan Program Camp Creative bersama anak-anak muda kota. Pernyataan ini disampaikan oleh Walikota Banda Aceh, Hj. Illiza Sa’aluddin Djamal, saat membuka Seminar dan Lokakarya “Pembangunan Ekonomi Berbasis Industri Inovatif dan Kreatif" di Aula Balai Kota Banda Aceh, Sabtu (23/5).
Semiloka ini diprakarsai oleh Center for Aceh and Indian Ocean Studies (ICAIOS) dan Center for Creative Industry Syiah Kuala University (CCIS) bekerjasama dengan Pemko Banda Aceh. Direktur CCIS, Dr. Syaifullah Muhammad menegaskan, pentingnya sinergitas antara pihak akademisi perguruan tinggi, pelaku bisnis, dan pemerintah daerah dalam pembangunan ekonomi di Aceh.
Di hadapan 80 peserta semiloka, Dr. Mazlan Kamis, CEO Institut Darul Ridzwan Perak-Malaysia menekankan, pentingnya ekonomi berbasis pengetahuan yang selama ini berperan dalam pembangunan Malaysia dan sepenuhnya didukung pemerintah negara tersebut.
“Aceh butuh branding yang membuat orang tahu tentang Aceh secara positif, inovatif, dan kreatif.” tambah Mazlan dalam paparannya tentang strategi pembangunan yang diterapkan di Perak.
Sedangkan Dr. Izarul Machdar, Ketua Forum Teknologi Tepat Guna Aceh menyebutkan, kewirausahaan memerlukan sentuhan berbagai inovasi. Sehingga produk yang dihasilkan dapat dipasarkan sekaligus mampu bersaing. Juanda Djamal, Pendiri dan Direktur Saree School juga mengingatkan, bahwa kreativitas tidak selalu identik dengan produk luar negeri, produk dalam negeri berbasis kearifan lokal tak kalah hebat inovatif dan kreatifnya.
Semiloka yang dipandu oleh Dr. Saiful Mahdi, M.Sc selaku Direktur ICAIOS juga menghadirkan berbagai narasumber pelaku usaha lainnya, seperti Athaillah founder www.jobsid.co dan Ayu Ulya Developer Game Cempala yang berbagi pengalaman mereka dalam mengembangkan usaha secara inovatif dan kreatif.
Kegiatan semiloka tersebut diakhiri dengan deklarasi Forum Inovasi Kota Banda Aceh yang melibatkan tiga unsur utama pembangunan, yakni akademisi, bisnis, pemerintah. (rr-fht)