FASTANA-TDMRC Universitas Syiah Kuala, melanjutkan agenda Fastana Action for Ecosystem based Economic Development bersama tim Penggerak PKK Gampong Kajhu. Dalam kegiatan tersebut, USK memberdayakan masyarakat dengan dengan cara produksi kue berbahan dasar tepung mangrove Avicenna. (Aceh Besar, 15 Oktober 2022).
Kegiatan ini merupakan salah satu dari rangkaian Program Peningkatan Kapasitas Ormawa (P2K ORMAWA) yang diadakan di Gampong Kajhu, Kecamatan Baitussalama, Kabupaten Aceh Besar.
Dalam kegiatan tersebut ibu-ibu terlihat antusias menerapkan ilmu produksi kue yang telah diperkenalkan oleh Tim PKK FASTANA. Program ini diikuti oleh 24 anggota PKK Gampong Kajhu. Program ini diawali dengan pengenalan Tepung Mangrove hasil olahan tim PPK ORMAWA FASTANA-TDMRC yang berbahan dasar buah Mangrove berjenis Bruguiera gymnorrhiza atau dikenal dengan nama buah Lindur. Tepung Mangrove ini merupakan hasil kerja keras selama satu minggu dalam mengolah buah lindur, menjadi tepung yang dapat digunakan dalam pengolahan makanan.
Pada kegiatan pemberdayaan ini, tim P2K FASTANA mempersiapkan 4 kelompok, dengan bahan dan alat yang sudah lengkap. Kelompok yang terbagi ini, selanjutnya akan mengolah tepung mangrove hasil produksi Tim FASTANA, menjadi olahan makanan yang berbeda..
Tim FASTANA sendiri sudah mempersiapkan 4 resep olahan mangrove yakni Klepon, Bubur Sumsum,, Pudding, dan Bakpao. Program pemberdayaan ini sangat disambut antusias oleh ibu-ibu peserta, di mana mereka sangat termotivasi untuk menjadi kelompok terbaik. Hal ini terbukti dari hasil olahan peserta yang sangat lezat dan terlihat indah, karena disajikan dengan cantik di atas piring hias.

Jasmi, S.Pd, selaku ketua Tim Penggerak PKK mengatakan, program ini sangat bermanfaat, karena dengan menerapkan cara memproduksi olahan makanan dari tepung mangrove akan menambah wawasan ibu-ibu untuk bersikap kreatif dalam memanfaatkan sumber daya yang banyak tersedia di Gampong Kajhu, yang selama ini belum banyak diketahui masyarakat.
Hasnan Hanif selaku ketua Tim FASTANA menilai program ini merupakan aksi nyata untuk menerapkan materi yang telah disampaikan FASTANA pada hari sebelumnya, bahwa tanaman mangrove dapat diolah menjadi tepung serbaguna.
“Sehingga dapat dijadikan sebagai bahan baku berbagai produk makanan yang memiliki nilai jual tinggi, dan memberikan dampak ekonomi yang besar bagi masyarakat yang berada di sekitar ekosistem mangrove,” ucapnya.