Apoteker Akademisi USK Edukasi Penggunaan Obat untuk Masyarakat Aceh Tengah

Para Apoteker yang  merupakan akademisi dari Departemen Farmasi FMIPA Universitas Syiah Kuala (USK)  melakukan kegiatan edukasi penggunaan obat untuk masyarakat Aceh Tengah. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini berpusat di SMAN 1 Takengon dan Desa Blang Kolak 1, Kecamatan Bebesen. (Aceh Tengah, 26 Oktober 2024).

apt. Teddy Kurniawan Bakri, M.Farm sebagai ketua Departemen Farmasi USK mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai berbagai topik kesehatan dan kefarmasian. Adapun topik edukasi yang diambil adalah peningkatan kewaspadaan masyarakat terhadap risiko penyakit diabetes melitus dan gagal ginjal akut.

“Topik ini diambil atas dasar kepedulian para dosen dan staf di Departemen Farmasi USK dengan semakin meningkatnya angka kejadian diabetes melitus terutama diabetes melitus tipe 2,” ucapnya.

Berdasarkan data dari International Diabetes Federation (IDF), jumlah penderita diabetes di Indonesia pada tahun 2021 adalah sebesar 19,5 juta jiwa. Di mana Indonesia menduduki peringkat ke lima negara dengan penderita diabetes terbanyak. IDF juga memprediksikan angka penderita diabetes di Indonesia akan menjadi 28,6 juta jiwa pada tahun 2045.

Sementara itu, berdasarkan data Riskesdas 2018, Provinsi Aceh sendiri menempati peringkat lima besar prevalensi tertinggi penderita diabetes dan bila tidak dilakukan edukasi dan intervensi, maka angka ini akan semakin tinggi. Karena kepedulian terhadap hal inilah, maka Departemen Farmasi USK mengambil topik edukasi tentang risiko penyakit diabetes melitus dan gagal ginjal akut.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Tengah dr. Yunasri, M.Kes mengatakan, pihaknya menyambut baik kegiatan edukasi ini. Karena melalui kegiatan ini, masyarakat mendapatkan informasi yang tepat tentang penggunaan dan penyimpanan obat.

“Informasi seperti ini sangat penting untuk mencegah peningkatan angka prevalensi Diabetes melitus dan gagal ginjal akut,” ucapnya.

dr. Yunasri, M.Kes menambahkan bahwa banyak kejadian pengobatan tidak berhasil pada pasien karena obat sudah rusak akibat penyimpanan yang tidak tepat. Sering pula terjadi masyarakat belum memahami cara minum obat yang benar, seperti periode penggunaan obat yang harusnya 8 jam sekali, tapi pasien minum obat hanya dengan patokan jam makan saja. Hal ini tentu akan mempengaruhi kadar obat dalam darah dan akhirnya menentukan kesembuhan pasien.

“Kegiatan edukasi DAGUSIBU yang dilakukan oleh Departemen Farmasi FMIPA USK, sangat membantu dalam peningkatan wawasan warga tentang cara menggunakan dan menyimpan obat di rumah,” ucapnya.

Dalam kegiatan tersebut, Departemen Farmasi FMIPA USK bekerja sama dengan Pengurus Cabang IAI Kabupaten Aceh Tengah dan Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Tengah.

Ketua PC IAI Aceh Tengah, apt. Susi Endar Maidesi, S.Farm turut mendampingi pada kegiatan penyuluhan dan pengobatan gratis ini. Selain itu Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Tengah juga mengirimkan dua dokter untuk mendampingi kegiatan ini, yaitu dr. Arizqa Fintama dan dr. MR Fahlawi.

“Kegiatan ini berlangsung dengan lancar. Meskipun dari pihak desa baru mengumumkan adanya kegiatan penyuluhan dan pengobatan di Polindes di pagi hari, namun warga sangat antusias untuk ikut berpartisipasi. Tercatat 100 orang warga dilayani dan diberikan edukasi dalam kegiatan ini,” jelas apt. Teddy Kurniawan Bakri, M.Farm.

Pernyataan apt. Teddy Kurniawan Bakri, M.Farm ini dudukung oleh salah satu warga Desa Blang Kolak I, yaitu Ibu Marlina yang mengatakan bahwa ia  sangat antusias ketika mengetahui akan ada kegiatan penyuluhan dan pengobatan dari Departemen Farmasi FMIPA USK.

“Saya sangat semangat untuk ikut kegiatan ini, apalagi ada pelayanan pengobatannya,” ujar Marlina.

Departemen Farmasi FMIPA USK terus berkomitmen untuk tetap memberikan pelayanan yang bermanfaat melalui kegiatan pengabdian masyarakat yang terus mengikuti kebutuhan masyarakat dan perkembangan ilmu pengetahuan.

Melalui kegiatan pengabdian masyarakat ini, Departemen Farmasi USK berusaha terus memperluas jejaring dengan berbagai instansi di daerah dan juga merekam kebutuhan masyarakat terutama untuk pengembangan produk dan layanan kefarmasian di masa depan.