Universitas Syiah Kuala

“Hujan Lebat Akibat Siklon Tropis Senyar Memicu Banjir Luas dan Kerusakan Infrastruktur di Seluruh Aceh”

Curah hujan yang terkait dengan gangguan tropis biasanya berkontribusi pada pengisian kembali sumber daya air di Asia Tenggara. Namun, pada akhir November 2025, perkembangan awal Siklon Tropis Senyar (34W) di Selat Malaka menghasilkan curah hujan yang jauh melampaui kapasitas penyerapan wilayah tersebut. Dalam kurun 24 jam, Aceh mengalami salah satu episode hujan paling intens dalam beberapa tahun terakhir, yang mengakibatkan banjir luas, tanah longsor, dan kerusakan signifikan pada infrastruktur kritis.

Pada 25–26 November 2025, pengamatan hidrologi dari 173 stasiun pemantau di seluruh Aceh mencatat hujan lebat hingga ekstrem, berdasarkan data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Curah hujan paling tinggi tercatat di Kecamatan Kuala, Kabupaten Bireuen (411 mm); Karang Baru, Kabupaten Aceh Tamiang (397,4 mm); Langsa Baro, Kota Langsa (382 mm); Pasie Raja, Kabupaten Aceh Selatan (376,6 mm); dan Meureudu, Kabupaten Pidie Jaya (376,6 mm).

Estimasi berbasis satelit yang diperoleh dari misi Global Precipitation Measurement (GPM) milik NASA—khususnya produk Integrated Multi-Satellite Retrievals for GPM (IMERG)—menguatkan cakupan spasial dan tingkat keparahan kejadian ini. Komposit curah hujan IMERG untuk tanggal 25–26 November menunjukkan nilai rata-rata curah hujan yang tinggi di sebagian besar wilayah Aceh, dengan area merah tua mewakili akumulasi rata-rata lebih dari 400 mm. Maksimum curah hujan yang terdeteksi satelit ini sejalan dengan pengukuran permukaan oleh BMKG, meskipun ledakan konvektif lokal menghasilkan total curah hujan yang lebih tinggi di beberapa stasiun dibandingkan nilai yang mampu ditangkap satelit akibat proses perataan temporal.

Peristiwa ini dipengaruhi oleh fase awal pembentukan Siklon Tropis Senyar pada 21 November, yang tetap hampir tidak bergerak di atas Selat Malaka sambil menyalurkan uap air dalam jumlah besar menuju Sumatra bagian utara. Konvergensi uap air yang terus-menerus, ditambah kondisi tanah yang jenuh akibat hujan berulang dalam beberapa minggu sebelumnya, secara signifikan meningkatkan kemungkinan terjadinya banjir cepat. Ketika sungai melampaui kapasitasnya, limpasan air segera menggenangi daerah dataran rendah.

Dampak hidrologisnya sangat besar. Beberapa jembatan utama dan ruas jalan mengalami kerusakan struktural atau tidak dapat diakses, termasuk bagian dari jalur nasional Banda Aceh–Medan, koridor transportasi penting yang menghubungkan Aceh utara dengan wilayah Sumatra lainnya. Arus banjir yang deras menggerus fondasi jalan dan menghanyutkan permukaan aspal, sehingga memutus akses ke berbagai komunitas.

Situasi semakin diperburuk oleh pemadaman listrik yang meluas. Pasokan listrik terhenti lebih dari 24 jam di banyak kabupaten, dan pada saat laporan ini ditulis, sejumlah wilayah masih belum mendapatkan aliran listrik akibat kerusakan jaringan transmisi yang disebabkan oleh banjir dan tanah longsor. Rangkaian gangguan ini menyebabkan ribuan warga mengungsi, terendamnya kawasan permukiman, serta terganggunya layanan publik yang vital. Di wilayah pesisir, angin kencang serta gelombang sedang hingga tinggi yang terkait dengan berkembangnya siklon memperparah dampak lokal.

Penilaian ilmiah yang tengah berlangsung sedang mengkaji interaksi antara gangguan tropis di Samudra Hindia dan variabilitas curah hujan regional di Indonesia bagian barat. Kejadian ekstrem seperti ini menegaskan pentingnya penguatan pemantauan hidrometeorologi, peningkatan kemampuan sistem peringatan dini, dan peningkatan kesiapsiagaan masyarakat di wilayah yang sangat rentan terhadap banjir cepat.

Referensi & Sumber

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Peringatan Dini Cuaca Ekstrem Aceh. Accessed November 28, 2025.

European Centre for Medium-Range Weather Forecasts (ECMWF). ERA5 Reanalysis Data. Accessed November 28, 2025.

Zoom Earth. Tropical Storm 34W (Senyar) – Satellite and Wind Analysis. Accessed November 28, 2025.

Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA). Banjir di 16 Kabupaten/Kota Provinsi Aceh per 27 November: 20.759 Jiwa Mengungsi, Satu Orang Hilang. Accessed November 28, 2025.

ECMWF. (2024). ERA5 Reanalysis Documentation. European Centre for Medium-Range Weather Forecasts. https://www.ecmwf.int

https://alinea.mmtc.ac.id/ https://apps.fkipunlam.ac.id/ https://vietnamtravelguide.net/ https://pewaristotosuper.com/ https://perintistotokl.com/ https://mez.ink/totosuper.idn https://maisondesparentssolos.be/ https://indicaifba.ifba.edu.br/ https://salvadorsistemas.ifba.edu.br/ Kentangwin https://comision-gfinanciera.anuies.mx/ https://krabi-railayprincess.com/ https://krabi-railayresort.com/ https://jurnal.uinsyahada.ac.id/contact/ https://tapchinguoinoitieng.com/ pisangbet https://printempsdelemploi.be/ https://dulichkhapnoi.com/ htpps://travel365days.us/