Universitas Syiah Kuala

AMSA USK Temukan Kasus TBC dan PPOK di Aceh Besar, Libatkan Lima Dokter Spesialis Paru

Asian Medical Students’ Association Universitas Syiah Kuala (AMSA-USK) menggelar bakti sosial kesehatan paru bertajuk Airway Examination & Respiratory Observation (AERO) di Gampong Lamsidaya, Kecamatan Darul Imarah, Aceh Besar, Minggu (12/10/2025).

Kegiatan ini berhasil mengidentifikasi sembilan kasus gangguan paru yang membutuhkan tindak lanjut medis, termasuk temuan dua kasus Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) dan satu kasus Tuberkulosis (TBC) aktif.

Inisiasi dari Departemen Community Outreach AMSA-USK ini bertujuan krusial untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pencegahan dan deteksi dini penyakit paru kronis. Kegiatan ini menjadi jembatan bagi masyarakat yang selama ini sulit mengakses layanan konsultasi kesehatan spesialis.

Sebanyak 53 peserta berpartisipasi, di mana 38 peserta dewasa menjalani pemeriksaan paru komprehensif, dan 15 anak-anak mengikuti pameran edukasi kesehatan interaktif yang dikemas ringan dan mudah dipahami. Rangkaian pemeriksaan meliputi tes tanda vital, saturasi oksigen, fungsi paru, serta senam pernapasan bersama.

Untuk menjamin kualitas pemeriksaan, kegiatan ini melibatkan kolaborasi kuat dari lima dokter spesialis paru dan sepuluh dokter Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) dari RSUD dr. Zainoel Abidin (RSUDZA) dan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI).

Ketua Departemen Community Outreach AMSA-USK, Muhammad Hafizh Riski Abdika, menegaskan bahwa mahasiswa memiliki tanggung jawab sosial untuk berkontribusi pada kesehatan publik.

“AERO adalah wujud nyata kepedulian mahasiswa kedokteran untuk membuka akses konsultasi spesialis langsung di tingkat desa. Dengan ditemukannya kasus PPOK dan TBC aktif, ini membuktikan bahwa banyak gejala ringan yang selama ini dianggap batuk biasa, ternyata adalah tanda awal penyakit serius yang memerlukan penanganan segera,” ujar Hafizh, Senin (13/10/2025).

Temuan ini telah ditindaklanjuti dengan rujukan medis. Salah seorang peserta lansia mengungkapkan apresiasinya. “Saya bersyukur sekali, saya pikir batuk yang sudah lama saya alami ini biasa saja, ternyata perlu pemeriksaan lanjutan. Terima kasih AMSA-USK sudah datang langsung ke desa kami dan membawa dokter spesialis,” ungkapnya.

AMSA-USK berharap, kegiatan transfer ilmu dan teknologi kesehatan ini dapat memicu kewaspadaan masyarakat terhadap ancaman penyakit paru serta mendorong gaya hidup sehat dengan aktif menghindari rokok dan polusi udara.