Dalam rangka memperingati Hari Perhubungan Nasional (Harhubnas) 2025, Politeknik Pelayaran (Poltekpel) Malahayati Aceh bekerja sama dengan Universitas Syiah Kuala (USK) menyelenggarakan pelatihan dasar kelistrikan kapal.
Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya peningkatan keselamatan pelayaran nasional dan berlangsung di Aula Serbaguna Fakultas Teknik USK pada Rabu, 3 September 2025.
Kerja sama ini menjadi bukti nyata sinergi antara lembaga pendidikan tinggi teknik dan sekolah vokasi pelayaran. Acara dibuka secara resmi oleh jajaran Fakultas Teknik USK, yang diwakili oleh Wakil Dekan I Prof. Dr. Ir. Iskandar, M.Eng., IPM., ASEAN Eng., serta Ketua Program Studi D3 Teknik Listrik Dr. Ir. Suriadi, M.Sc., IPM., ASEAN Eng.
Dalam sambutannya, Prof. Iskandar menekankan bahwa keselamatan pelayaran tidak hanya bergantung pada faktor navigasi, tetapi juga pada kesiapan sistem kelistrikan di kapal.
“Pelatihan ini sangat strategis dalam membekali generasi muda dengan ilmu praktis yang relevan. Keberlangsungan operasional kapal sangat bergantung pada sistem kelistrikan yang andal, dan ini menjadi kunci utama keselamatan,” ujarnya.
Senada dengan itu, Dr. Suriadi menyampaikan apresiasi atas inisiatif Poltekpel Malahayati. Menurutnya, pelatihan ini memberikan pengalaman langsung kepada peserta tentang bagaimana menghadapi risiko kelistrikan di laut.
“Kami berharap mahasiswa tidak hanya menguasai teori, tetapi juga mampu mengaplikasikannya saat menghadapi kondisi darurat. Ini adalah bekal berharga untuk mendukung keselamatan pelayaran,” jelas Dr. Suriadi.
Direktur Poltekpel Malahayati Aceh, Ir. Andi Fiardi, S.T., M.T., CGRE., melalui tim pengabdian masyarakat, menegaskan bahwa pelatihan ini adalah wujud komitmen institusinya dalam membangun budaya keselamatan maritim. Harapannya, pengetahuan yang diberikan dapat mempersiapkan generasi muda agar lebih berdaya saing di sektor pelayaran.
Pelatihan ini diikuti puluhan peserta, terdiri dari mahasiswa dan praktisi maritim. Materi yang diberikan menggabungkan sesi teori dan praktik, mulai dari pengenalan sistem kelistrikan kapal, aturan keselamatan, hingga simulasi langsung penanganan gangguan listrik darurat di kapal.
Antusiasme peserta terlihat jelas sepanjang kegiatan, dengan banyaknya interaksi yang terjadi antara mahasiswa dan pemateri. Harapannya, kegiatan ini dapat menjadi langkah awal sinergi berkelanjutan antara kedua institusi.
Kolaborasi ini diharapkan dapat mencetak generasi muda yang tidak hanya kompeten, tetapi juga memiliki wawasan maritim yang kuat dan siap mendukung keselamatan pelayaran nasional.