Universitas Syiah Kuala (USK) kembali menjadi pusat diplomasi budaya dengan sukses menggelar BUNKASAI 2025, sebuah festival budaya Jepang yang meriah dan penuh makna. Bertempat di AAC Dayan Dawood pada 23–24 Agustus 2025.
Acara ini mengangkat tema “Harmony in Diversity: Bridging Indonesia and Japan”, sebuah tema yang tidak hanya merangkul perbedaan, tetapi juga mempererat hubungan bilateral kedua negara. Festival ini diselenggarakan atas kolaborasi strategis antara Kantor Urusan Internasional USK (Office of International Affairs) dan Persatuan Alumni dari Jepang (PERSADA).
BUNKASAI 2025 tidak sekadar festival, melainkan sebuah platform komprehensif yang menawarkan berbagai program edukatif dan hiburan. Pengunjung dapat mengikuti Study in Japan Seminar yang menghadirkan narasumber istimewa, Konsul Jenderal Jepang di Medan, Mr. Furugori Toru, dan Konsul Muda, Mr. Furunobu Koichi.
Seminar ini membuka wawasan tentang peluang beasiswa dan karier di Jepang, sebuah informasi yang sangat dibutuhkan oleh generasi muda Aceh.
Selain seminar, acara ini juga diramaikan dengan berbagai kegiatan menarik lainnya, seperti penampilan atraktif dari atlet Karate dan Judo Aceh, kelas Bahasa Jepang dasar, serta sesi-sesi informatif seperti talk show bertajuk “All About Japan & Surviving Work or Study in Japan” dan bedah buku Fukubukuro.
Suasana festival semakin hidup dengan kehadiran Japanese Culture EXPO, di mana pengunjung bisa mencoba pakaian tradisional Jepang Yukata dan menyaksikan demo origami serta pementasan paduan suara dari Kogetsu School.
Keberhasilan BUNKASAI 2025 terlihat dari antusiasme tinggi ratusan pengunjung dari berbagai kalangan, mulai dari pelajar sekolah, mahasiswa USK, hingga masyarakat umum. Mereka tidak hanya menikmati kuliner khas Jepang dari beragam booth yang tersedia, tetapi juga aktif berinteraksi di berbagai stan, mulai dari informasi kuliah, seni bonsai, hingga komunitas-komunitas yang bergerak di bidang pendidikan dan sosial.
Dalam sambutannya saat pembukaan, Rektor USK, Prof. Dr. Ir. Marwan, menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya acara ini.
“Jepang adalah negara dengan beragam peluang beasiswa dan akses kerja yang luas bagi masyarakat internasional, termasuk dari Aceh. Kami bangga dapat menjadi jembatan bagi mahasiswa dan masyarakat Aceh untuk meraih kesempatan tersebut,” ujar Rektor.
Senada dengan Rektor, Mr. Furugori Toru memberikan pandangan positifnya. Ia mengungkapkan kekagumannya terhadap semangat masyarakat Aceh dalam menyelenggarakan festival budaya sekolah (bunkasai). Ia juga menekankan kedekatan historis antara Jepang dan Aceh, termasuk pengalaman serupa dalam menghadapi bencana tsunami.
“Jepang kini semakin terbuka dan ramah bagi warga Indonesia. Komunitas Muslim semakin berkembang, dan ketersediaan makanan halal juga semakin mudah ditemukan,” jelasnya.
Ketua Panitia BUNKASAI 2025, Dr. Ir. Yulia Hayati, ST., M.Eng., IPM., mengungkapkan rasa syukurnya atas kembalinya acara ini setelah terakhir kali diselenggarakan pada tahun 2012.
“Kami berharap kegiatan ini dapat terus mempererat hubungan masyarakat Aceh dan Jepang melalui pertukaran budaya dan pendidikan,” katanya.
Keberhasilan BUNKASAI 2025 diharapkan dapat menjadikan acara ini sebagai agenda tahunan, yang secara konsisten membuka pintu bagi generasi muda Aceh untuk menimba ilmu dan pengalaman di Negeri Matahari Terbit.