Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala (FK USK) terpilih sebagai salah satu institusi yang akan melaksanakan Program Percepatan Pendidikan Dokter Spesialis. Program ini diluncurkan oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) bersama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sebagai upaya strategis untuk mengatasi kekurangan dokter spesialis di Indonesia, khususnya di daerah tertinggal, perbatasan, dan kepulauan (DTPK).
Peluncuran program ini diadakan di Auditorium Kemendiktisaintek Jakarta, dan dihadiri langsung oleh Mendiktisaintek, Prof. Brian, serta Menkes, Budi Gunadi Sadikin. Sejumlah kepala daerah, termasuk gubernur dan bupati/wali kota, turut hadir dalam acara tersebut.
Budi Gunadi Sadikin menekankan bahwa Indonesia masih sangat membutuhkan banyak dokter spesialis, terutama untuk mengisi area 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal).
“Selama ini, kesenjangan layanan kesehatan antara kota besar dan daerah terpencil sangat terasa,” ujar Menkes.
Senada dengan itu, Prof. Brian menyatakan kesiapan perguruan tinggi untuk mendidik dokter spesialis dan subspesialis. Salah satu strategi yang diterapkan adalah kemitraan akademik dengan berbagai fakultas kedokteran dan rumah sakit daerah yang telah memiliki fasilitas serta tenaga dokter memadai untuk menjadi wahana pendidikan.
Mendiktisaintek berharap, strategi ini tidak hanya menambah kuota penerimaan mahasiswa, tetapi juga mendorong banyak fakultas kedokteran untuk mengelola pendidikan spesialis dan subspesialis.
Ia berharap, pemerintah daerah dapat mendukung upaya ini dengan menyediakan fasilitas pendidikan, mempermudah regulasi, dan meminimalkan kontribusi peserta atau institusi pendidikan kedokteran ke wahana pendidikan milik pemerintah daerah maupun TNI/Polri.
Pada kesempatan peluncuran ini, turut dilakukan penandatanganan kesepahaman antara pimpinan daerah, rektor, dekan, dan rumah sakit mitra pendidikan.
Wakil Gubernur Aceh, Fadhlullah, SE, yang mewakili Pemerintah Aceh dalam acara tersebut, menyambut baik program ini. “Ini merupakan kesempatan emas bagi Aceh untuk mengembangkan potensi sumber daya manusianya di bidang kesehatan, yang tentu saja akan menjangkau seluruh wilayah Aceh secara merata,” kata Wagub Fadhlullah.
Ia juga berharap peningkatan kuantitas dokter spesialis ini akan diikuti dengan peningkatan kualitas layanan yang selama ini sering menjadi keluhan masyarakat.
Rektor USK, Prof. Dr. Ir. Marwan, mengungkapkan rasa syukur dan komitmen penuh atas kepercayaan ini. “Terpilihnya USK dalam program percepatan ini merupakan pengakuan atas kualitas pendidikan yang kami miliki. Kami siap berkontribusi aktif dalam mencetak dokter spesialis berkualitas dan merata di Provinsi Aceh secara khusus dan Indonesia secara umum,” tuturnya.
Rektor juga mengapresiasi dukungan Pemerintah Aceh yang turut hadir dan menandatangani nota kesepahaman, mengingat tanpa dukungan pemda, program ini akan sulit terlaksana.
Secara teknis, Dekan FK USK, Dr. dr. Safrizal Rahman, M.Kes, Sp.OT, menyebutkan bahwa beberapa program spesialis yang akan dibuka dalam waktu dekat antara lain Spesialis Mata, Bedah Saraf, Bedah Anak, Sp2 Bedah, Sp2 Jantung, dan Sp2 Obgyn. FK USK juga menargetkan kemitraan akademik dengan RS Meuraxa, Rumah Sakit Kesdam, dan Rumah Sakit Cut Meutia, termasuk untuk membantu FK Unimal dalam memulai pendidikan spesialis.