Universitas Syiah Kuala (USK) kembali menegaskan peran aktifnya dalam memajukan pendidikan berkelanjutan di kawasan Asia Tenggara. Melalui perwakilannya, Dr. Muzailin Affan dari Sekretariat University Network (UNINET), USK berpartisipasi dalam 5th IMT-GT (Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle) Working Group on Environment Group Meeting yang berlangsung pada 24–25 Juni 2025 di Hat Yai, Thailand.
Dalam forum regional ini, Muzailin menyoroti pentingnya kolaborasi berkelanjutan antara IMT-GT Green Cities, Joint Business Council (JBC), dan University Network (UNINET). Kolaborasi ini disebutnya krusial untuk mengintegrasikan prinsip-prinsip keberlanjutan ke dalam kurikulum pendidikan di seluruh kawasan.
Mendorong Gerakan Eco-Schools dan Eco-Campus
Salah satu agenda utama yang menjadi pembahasan adalah Program Eco-Schools. Ini adalah gerakan pendidikan lingkungan global yang telah diadopsi oleh lebih dari 95 negara, mendorong pendekatan pembelajaran berbasis aksi untuk menanamkan tanggung jawab lingkungan pada generasi muda.
Program ini memberdayakan siswa dan mahasiswa dengan pengetahuan lingkungan, memperkuat keterlibatan masyarakat, serta menumbuhkan kepemimpinan melalui proyek praktis seperti pengelolaan kompos dan pengembangan kebun.
Dr. Muzailin juga memaparkan kemajuan program ini di tingkat regional. Sebagai contoh, Malaysia telah menunjukkan langkah signifikan melalui peluncuran program “The Race Towards 1000 Eco-Schools by 2025” dan inisiatif Greening Education Partnership Malaysia pada November 2023.
Tak ketinggalan, Indonesia telah menginisiasi Eco Campus Sustainability Action Nexus (ESCAN) 2024 di Universitas Syiah Kuala sendiri, sebuah langkah penting dalam mengarusutamakan keberlanjutan di dunia pendidikan tinggi tanah air.
Lebih lanjut, Muzailin menyampaikan bahwa peluncuran resmi program Eco-Schools Indonesia dijadwalkan pada September 2025, dengan melibatkan 100 sekolah sebagai peserta awal. Inisiatif ini diharapkan menjadi tonggak penting dalam memperluas gerakan pendidikan berkelanjutan di kawasan IMT-GT.
Untuk tingkat pendidikan tinggi, program Eco-Campus akan menyelenggarakan Konferensi Internasional pada 18–20 September 2025 di Malaysia.
Konferensi ini, yang akan melibatkan Green Growth Asia Foundation (GGAF), UNINET IMT-GT, dan Foundation for Environmental Education (FEE), mengusung tema “Transforming Higher Education for Climate Action: A Whole-system Approach”.
Tujuannya adalah memperkuat peran strategis perguruan tinggi, dalam menjembatani pengetahuan akademik dengan solusi praktis, untuk menghadapi tantangan krisis iklim dan mendorong inovasi berkelanjutan.
Kehadiran aktif USK dalam forum ini menegaskan komitmen universitas, untuk menjadi bagian tak terpisahkan dari gerakan pendidikan berkelanjutan regional.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kewirausahaan USK, Prof. Dr. Mustanir, M.Sc., menyampaikan rasa syukurnya atas partisipasi USK di forum internasional ini.
“Alhamdulillah, berkat kerja keras dan usaha bersama, USK dapat memberikan kontribusi signifikan di forum bergengsi ini,” ujar Prof. Mustanir.
Ia juga berharap, keterlibatan ini dapat memacu kreativitas dan inovasi seluruh mahasiswa USK untuk selalu berkontribusi dalam mencapai prestasi, terutama di kancah internasional.
“Partisipasi USK ini tidak hanya membawa nama baik universitas, tetapi juga turut serta dalam membentuk arah kebijakan pendidikan berkelanjutan di kawasan Asia Tenggara, demi masa depan yang lebih hijau dan lestari,” pungkasnya.