Universitas Syiah Kuala (USK) memanggil dan duduk bersama dengan segenap mahasiswa asingnya. Pertemuan ini untuk menjaring aspirasi kedua pihak.

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kewirausahaan USK, Prof. Dr. Mustanir, M.Sc mengatakan, keberadaan mahasiswa asing lintas negara di USK, memperkaya keberagaman di Aceh sekaligus kesempatan belajar budaya satu sama lain, dengan saling menghormati.

“Selama mengenyam kuliah di USK, mahasiswa asing dengan mahasiswa lokal bisa berkolaborasi, berakulturasi budaya, dengan tetap menghormati prinsip masing-masing, serta menjunjung tinggi tata krama yang ada,” kata Prof Mustanir.

Ia menyebutkan, salah satu contoh. Selama bulan Ramadan. Mahasiswa asing yang tinggal di asrama USK dan non muslim, menjaga diri agar tidak makan di depan mahasiswa yang puasa. Bentuk saling menghormati.

USK juga menampung sejumlah masukan dari mahasiswa asing, selama tinggal di asrama USK. WiFi lebih cepat, persoalan mati lampu, kelancaran dan kecukupan air, menjadi aspirasi yang dijaring.

“Insyaallah sejumlah aspirasi tersebut, akan USK tindak lanjuti. Ini penting sebagai bentuk menghadirkan kenyamanan yang baik, bagi mahasiswa asing,” ucapnya.

Di atas segala kelebihan dan kekurangan yang ada, mahasiswa asing merasakan kenyamanan selama kuliah di USK. Toleransi yang tinggi di Aceh serta keramah tamahan yang ada, dinilai menjadi kelebihan tersendiri yang ada di USK.