Badan Pengelolaan Keuangan Aceh (BPKA) bersama Universitas Syiah Kuala (USK) melalui UPT Laboratorium Terpadu menjalin kolaborasi dalam memperkuat keamanan siber sistem jaringan e-Samsat Aceh. Langkah ini diambil untuk meningkatkan efisiensi dan keamanan sistem serta menjamin kelancaran pelayanan kepada Masyarakat.
Kolaborasi ini melibatkan para ahli dari USK dalam bidang teknologi informasi dan keamanan siber guna memastikan sistem e-Samsat Aceh lebih andal dan terlindungi dari potensi ancaman siber.
Dalam era digital seperti sekarang, keamanan siber menjadi salah satu aspek yang sangat vital bagi setiap instansi, terutama yang berkaitan dengan pelayanan publik. Sistem
e-Samsat Aceh merupakan sistem yang digunakan untuk mempermudah Masyarakat selaku wajib pajak dalam melakukan transaksi pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor (PKB).
Kepala BPKA, Reza Saputra, STTP, M.Si menyampaikan bahwa kerja sama ini merupakan bagian dari upaya peningkatan layanan publik berbasis digital yang lebih aman dan terpercaya. Ia mengapresiasi hasil kerjasama ini dengan mengungkapkan,
“kerjasama dengan UPT Laboratorium Terpadu USK ini merupakan kolaborasi dan inovasi yang baik, karena dengan demikian BPKA akan selalu mawas diri dan update terhadap ancaman siber yang terus berevolusi, serta akan terus mampu mengukur sejauh mana ketangguhan keamanan siber yang dimiliki untuk menangkal aneka serangan siber pada Sistem Jaringan e-Samsat Aceh, ucap Reza.
Kerjasama dengan UPT Laboratorium Terpadu USK tidak hanya mencakup aspek teknis dalam pelaksanaan Pentes, tetapi juga pendekatan untuk mengatasi isu-isu keamanan di lapangan. Dengan dukungan pakar keamanan jaringan dari USK, kegiatan ini diharapkan dapat memberikan masukan signifikan dan rekomendasi berharga bagi BPKA untuk meningkatkan layanan dan keamanan sistemnya.
Selaras dengan apa yang disampaikan oleh Kepala BPKA, Rahmad Dawood selaku Kepala UPT Laboratorium Terpadu USK menyatakan,
“Kegiatan ini merupakan sinergi keahlian di USK untuk memperkuat sistem pemerintahan Aceh, kami percaya kolaborasi ini akan memberikan hasil positif dan berkontribusi bagi pengembangan teknologi informasi di daerah ini”.ungkapnya
Akhirnya, kolaborasi bersama ini merupakan suatu langkah penting untuk memperkuat keamanan siber di lingkungan Pemerintah Aceh dan membangun kepercayaan masyarakat terhadap layanan publik.
Pentes merupakan metode yang digunakan untuk menguji keamanan sistem informasi dengan mensimulasikan serangan yang mungkin dilakukan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Melalui Pentes, BPKA berharap dapat mengidentifikasi dan mengevaluasi potensi kerentanan dalam sistem dan jaringan e-Samsat Aceh. Proses ini akan membantu memastikan bahwa semua data yang ditransmisikan melalui platform ini aman dan tidak rentan terhadap serangan siber yang dapat merugikan masyarakat selaku wajib pajak dan Pemerintah Aceh selaku pemungut pajak (fiskus).
Dalam kegiatan ini, tim dari USK melakukan serangkaian pengujian untuk menemukan celah keamanan yang bisa dimanfaatkan oleh penyerang. Pengujian ini mencakup berbagai aspek, mulai dari pengujian jaringan, aplikasi, hingga analisis konfigurasi sistem.
Dengan menggunakan Teknik dan alat yang canggih, tim melakukan eksploitasi terhadap sistem untuk melihat seberapa jauh penyerang dapat masuk dan apa saja yang bisa diambil. Setelah tahap pengujian selesai, hasil evaluasi diberikan dalam bentuk laporan yang mendetail agar dapat ditindaklanjuti. Laporan ini akan mencakup temuan-temuan, rekomendasi perbaikan, serta tindakan yang perlu diambil untuk meningkatkan keamanan sistem.
Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya keamanan siber di kalangan pegawai pemerintah daerah dan masyarakat umum. Dengan pengetahuan yang lebih baik mengenai ancaman siber, diharapkan akan muncul kesadaran kolektif untuk menjaga keamanan data dan informasi sensitif.