.jpg)
BELASAN mahasiswa sibuk memilah sampah di teras bangunan kecil tepat di belakang Kantor Urusan Internasional Unsyiah. Kegiatan ini rutin dilakukan setiap harinya. Beberapa menit kemudian, suara deru becak memecah kesibukan mereka. Seorang lelaki menurunkan setumpuk sampah dan meletakkannya di teras. Dua orang mahasiswi mengambil dan segera memilah sampah tersebut.
Gambaran ini menjadi rutinitas harian mahasiswa yang tergabung dalam relawan Bank Sampah Unsyiah (BSU). Mereka bukan hanya mahasiswa Unsyiah, tetapi juga dari UIN Ar Raniry.
“Ada sekitar 65 relawan green campus yang tergabung di sini, dan mereka bukan hanya berasal dari Unsyiah. Untuk lingkungan, kita sepakat untuk tidak mengkotak-kotakkan kampus, sebab ini adalah tanggung jawab bersama,” ujar Rama Herawati, Ketua BSU, saat ditemui Humas Unsyiah, Rabu (31/7).

Setiap harinya, para relawan bekerja mengumpulkan sampah di kawasan Unsyiah. Pekerjaan ini menjadi lebih padat ketika MTQ Mahasiswa Nasional berlangsung di kampus tertua di Aceh itu. Sampah-sampah yang dikumpulkan kemudian dipilah berdasarkan jenisnya; sampah organik, sampah plastik, dan sampah residu. Di sudut halaman, terdapat dua mesin pencacah plastik dan daun. Mesin ini dianggap kurang karena belum mampu mencacah jumlah sampah yang ada.
Bank Sampah Unsyiah berdiri sejak Januari 2019 silam. Relawan tergabung merupakan mahasiswa yang memiliki kecintaan terhadap lingkungan. Setiap harinya mereka mengumpulkan sampah dari berbagai lokasi di Unsyiah.
“Mereka adalah mahasiswa yang galau melihat lingkungan sekitar,” tambah Rama yang juga anggota Dharma Wanita Persatuan Unsyiah.
Di ajang MTQMN tahun ini, para relawan bekerja lebih ekstra. Ini mengingat jumlah massa yang berkumpul di Unsyiah begitu ramai, hampir mencapai 3.000 orang. Jumlah massa pun tersebar di banyak lokasi majelis dan asrama. Untuk mengantisipasi membludaknya sampah di Unsyiah, para relawan telah bekerja jauh sebelum pelaksanaan MTQMN. Bahkan, Rama mengedukasi langsung Liason Officer (LO) untuk dapat mendampingi kafilah dalam pemilahan sampah.
Rama yang setiap hari bergelut di Bank Sampah Unsyiah mengaku menerima banyak kunjungan dari berbagai instansi. Mereka ingin melihat lebih dekat cara pengelolaan sampah dan sistem yang dijalankan di BSU. Banyak dari mereka yang terinspirasi dan termotivasi untuk melakukan langkah serupa. (Humas Unsyiah/ferhat)