Universitas Syiah Kuala

Riset Ruang Isolasi Penyakit Infeksi oleh Tim Peneliti USK Diupayakan Menjadi Standar Internasional

Universitas Syiah Kuala (USK), bekerja sama dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Aceh dan Perhimpunan Rumah Sakit (Persi) Aceh, mengadakan diseminasi penguatan tata udara ruang isolasi rumah sakit di masa pandemi Covid-19 kepada para pimpinan Rumah Sakit di wilayah Aceh. Acara bertempat di Hotel Hermes, Minggu (27 Maret 2022). 

Acara ini bertujuan untuk mendiseminasi hasil penelitian Riset Inovatif Produktif (Rispro) Kolaborasi Internasional (KI) yang didanai oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) dan Dana Ilmu Pengetahuan Indonesia (DIPI). Dalam diseminasi ini, hasil penelitian berupa tata udara baru untuk ruang isolasi rumah sakit dipaparkan oleh ketua peneliti Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng., IPU., ASEAN.Eng.

Tata udara baru ini ditujukan untuk menguatkan ruang isolasi rumah sakit yang digunakan pada masa pandemi covid-19. Pada paparan tersebut, ditunjukkan bahwa pengembangan dan penyebaran virus bergantung kepada suhu, kelembaban dan aliran udara di dalam ruang isolasi. Karena itu, penguatan tata udara dapat dilakukan dengan mengatur dan mengoptimalkan sistem AC agar temperatur, kelembaban dan aliran udara dapat menghambat laju penyebaran virus di rumah sakit.

Ketua Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) wilayah Aceh, Dr. dr. Azharuddin, SpOT(K) menyampaikan, diseminasi ini diikuti oleh direktur rumah sakit dari 23 Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Aceh. Ia mengingatkan, untuk tidak menganggap pandemi hanya sekali saja, karena ia merupakan sebuah siklus. Karena itu, pentingnya resilien untuk menyambut pandemi di masa depan. Ia juga menyampaikan pentingnya resiliensi untuk mempersiapkan diri untuk pandemi di masa depan. Beliau mengharapkan penelitian ini akan menghasilkan ruang isolasi berstandar nasional yang lebih murah namun tetap efektif.

“Selama ini ada ruang isolasi tekanan negatif, namun mahal (milyaran). Harapannya bagaimana mendesain dan memodifikasi ruang yang sudah ada dengan menekan harga,” ucapnya.

Lebih jauh, ia berharap, produk (penelitian ini) bisa dinikmati langsung, berbiaya rendah dan memperhatikan kebaruan. RS menginginkan ruang isolasi yang baik, nyaman bagi dokter/tenaga kesehatan, pasien dan keluarga serta tidak ada crossing penyakit.

Di lain sisi, penelitian ini dipandang sangat penting sebab bertujuan untuk melindungi para nakes yang bekerja di ruangan tersebut. Demikian dituturkan Ketua LPPM USK, Prof. Dr. Taufik Fuadi Abidin, S.Si., M.Tech. Bahkan dalam paparan saat kunjungan pihak LPDP dalam rangka monitoring untuk penelitian tersebut di USK mengatakan, keberadaan ruangan ini dapat mengatur aliran udara, yang bisa menjamin patogen dalam ruangan itu tidak keluar, sehingga lingkungan kerja sekitar menjadi lebih aman.

“Alhamdulillah sangat berbangga hati karena hasil penelitian ini menjadi suatu ruangan standar nasional. Hasil penelitian ini selama tiga tahun, semoga betul-betul dapat diimplementasikan di seluruh RS yang ada di Aceh,” harap Prof Taufik.

Ketua IDI Wilayah Aceh, DR. dr. Safrizal Rahman, M.Kes, Sp.OT berkisah tentang perjuangan menghadapi Covid-19 di Aceh. Waktu itu, RSUZA dan RS Cut Mutia belum siap, namun harus disiapkan sebab menjadi pusat rujukan Covid-19. Salah satu langkah yang diambil adalah membuat ruang RICU/Pinere dengan memanfaatkan ruang yang ada. Ia berterimakasih kepada pihak USK yang banyak membantu banyak dimana salah satunya adalah menyiapkan lab infeksi yang mampu melakukan uji usap.

“Kita menggalang dan mendistribusikan bantuan berupa APD atau logistik bagi tenaga kesehatan. Bersama USK mendirikan mendirikan lab infeksi untuk pemeriksaan Covid-19. Kita berterimakasih kepada USK atas pendirian laboratorium ini dan hasilnya juga baik,” ucap Ketua IDI Aceh.

Pihaknya berharap, dengan adanya penelitian ini bermanfaat banyak. Menurutnya, ini langkah maju di sektor infeksi. Kerena ke depan tantangannya akan semakin banyak. Penyakit infeksi akan semakin beragam. Jadi dengan adanya penelitian dan ruangan yang dimaksud, Indonesia dan Aceh lebih siap.

“Saya yakin USK sudah selangkah ke depan. Ini langkah awal penciptaan baru dan bisa mandiri di bidang kesehatan. Kita betul-betul berharap ada ruangan standar yang baik untuk digunakan dalam menanggulangi penyakit infeksi,” bebernya.

IDI bisa menjadi jembatan informasi untuk RS di Aceh, bahwa sedang ada ruangan yang disiapkan. Upaya ini bisa disampaikan bukan hanya pihak RS, tetapi pimpinan  daerah seperti bupati ataupun walikota di wilayahnya masing masing.

Ketua peneliti, Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng., IPU., ASEAN.Eng., juga menyampaikan bahwa kegiatan penelitian Rispro-KI saat ini merupakan tahapan kesatu. Pada tahapan kedua, diseminasi akan dilakukan dengan skala yang lebih luas lagi. Pada tahapan ketiga, akan dilakukan diseminasi secara nasional dan finalisasi standar nasional ruang isolasi dan tata udaranya. Beliau juga menegaskan bahwa tim peneliti akan mengembangkan sekat tak kasat mata dan human interface menggunakan Kecerdasan Artifisial untuk mewujudkan “smart isolation chamber” atau ruang isolasi cerdas.

“Kita ingin ke depannya, tidak pakai baju hazmat lagi saat masuk ke ruangan isolasi, cukup masker saja. Penelitian ini juga bertujuan untuk menyiapkan ruangan yang memiliki kemampuan Biosafety Level-3 (BSL-3). Kita ingin punya lab BSL3 di USK, jadi bisa meneliti penyakit yang berbahaya,” tuturnya.

“Mudah-mudahan hasil penelitian ini juga mampu untuk kita jadikan standar internasional nantinya. Tapi untuk tahap awal kita akan buat jadi standar nasional. Lebih efisien dengan harga yang tidak mahal, jadi semua RS di Aceh memiliki standar yang sama,” ujar Prof Samsul Rizal.

Pada momen penutupan, Prof. Dr. dr. Maimun Syukri, Sp.PD-KGH menegaskan bahwa penelitian ini harus terus berlanjut. Ketika pandemi Covid-19 berakhir, bukan berarti ruang isolasi ini tidak diperlukan lagi. Ruang isolasi ini juga bertujuan untuk pasien-pasien sepsis, seperti pasien filariasis yang kasusnya masih ditemukan di sekitar kita. Meskipun pandemi Covid-19 akan berlalu, sepsis merupakan kasus yang akan selalu dihadapi oleh Rumah Sakit. Maka dari itu, pentingnya ruang isolasi ini lebih panjang daripada pandemi itu sendiri. Beliau mengajak semua pihak untuk menyokong penelitian ruang isolasi ini.

Untuk diketahui, Tim Riset USK diketuai oleh Rektor, Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng., IPU., ASEAN.Eng. Beranggotakan, Prof. Dr. dr. Maimun Syukri Sp.PD-KGH, Dr. Ir Hamdani Umar MT., Dr. Ir Razali Thaib M.Si, MT., Dr. Irwansyah ST., M.Eng., Dr.-Ing. Rudi Kurniawan, ST, M. Sc., Dr Sarwo Edhy Sofyan ST., M.Eng., dan dr. Harapan M.Infect.Dis, DTMH, PhD. USK juga berkolaborasi dengan Prof. T.M. Indra Mahlia, M.Eng dari University of Technology Sydney, Ultimo, New South Wales Australia.

Inti dari pada penelitian ini adalah menciptakan suatu inovasi ruang isolasi pasien yang terpapar penyakit yang menular melalui udara seperti misalnya Covid-19. Ruang isolasi diharapkan dapat memberikan rasa aman bagi dokter dan pasien.

https://satudata.pasuruankota.go.id/ https://geoportal.simalungunkab.go.id/ https://agentotosuper.com/ https://mbahtotokl.com/ https://apps.fkipunlam.ac.id/ https://perpus.untad.ac.id/ https://sistabok.pasuruankota.go.id/ https://pasti.slemankab.go.id/ https://servicios.cuc.uncu.edu.ar/ Kentangwin https://linklist.bio/totosuper-resmi/ https://linklist.bio/toto-kl/ https://linklist.bio/sbopoker/ https://linklist.bio/pisangbetrupiah/ https://estd.perpus.untad.ac.id/ https://comision-gfinanciera.anuies.mx/ https://krabi-railayprincess.com/ https://krabi-railayresort.com/ https://jurnal.uinsyahada.ac.id/contact/ https://ncmh.gov.mn/ https://ojs.poltekkes-medan.ac.id/