Mahasiswa Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) dan Universitas Riau (Unri) telah menyelesaikan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kabupaten Pidie Jaya (Pijay). KKN di kabupaten tersebut diakhiri dengan penutupan serta penjemputan mahasiswa KKN yang berlangsung di halaman Kantor Bupati Lama Pidie Jaya, Selasa (2/9).
Perwakilan Keuchik Kecamatan Mereudu sangat berterima kasih kepada mahasiawa KKN dari berbagai disiplin ilmu yang telah bahu-membahu dalam kegiatan gampong di lokasi KKN.
“Mudah-mudahan mahasiswa KKN yang telah menyelesaikan tugasnya dapat berguna bagi nusa dan bangsa. Semoga generasi bangsa ini dapat meningkatkan serta mengembangkan ilmu pengetahuannya. Kami banyak menyerap pandangan dari mahasiswa Unsyiah tentang cara mengubah wajah desa. Kami menerima semua masukan yang diberikan oleh mahasiswa KKN,” ujarnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Pijay, Said Mulyadi, S.E., meminta maaf apabila ada kekurangan sejak penerimaan mahasiswa KKN sebulan yang lalu, baik kekurangan dalam pelayanan maupun perhatian dari pemda maupun seluruh masyarakat Pijay. Pemda Pijay berterima kasih kepada Unsyiah yang telah memberi kesempatan kepada Pijay sebagai lokasi KKN tahun ini. Ia berharap, semoga program KKN di Pijay dapat diteruskan. Kehadiran seribu lebih mahasiswa KKN telah membawa warna baru bagi masyarakat di Pijay.
“Kami mohon maaf sebesar-besarnya kepada Unsyiah terutama kepada Rektor dan seluruh Badan Pengelola (Bapel) KKN, serta seluruh mahasiswa KKN. Mungkin ada hal-hal yang menjadi kendala bagi mahasiswa di lapangan sehingga sulit dalam menjalankan tugasnya di Pijay,” sebut Wakil Bupati.
Pemda Pijay berharap program kerja sama dengan Unsyiah dalam program KKN bisa dilanjutkan serta ditingkatkan lagi setiap tahun. Program KKN di Kabupaten Pijay sebaiknya berjalan setiap tahun minimal selama tiga tahun berturut-turut. Kehadiran mahasiswa Unsyiah di Pijay diharapkan mampu memberi perubahan di desa-desa maupun tingkat kecamatan, khususnya di bidang pembangunan.
Pembantu Rektor III Bidang Kemahasiswaan, Dr. Ir. Alfian Yulianur, B.C., mengungkapkan, semoga KKN yang sudah usai dapat memberi pengetahuan serta wawasan baru bagi para mahasiswa. Proses interaksi dalam masyarakat selama KKN akan menambah bekal mahasiswa tentang kepekaan lingkungan serta kondisi masyarakat. Itulah bekal nyata setelah mahasiswa menyelesaikan studi sarjananya.
“Saya pikir, semua mahasiswa tentunya merasakan bahwa setiap orang punya kesan yang berbeda. Tapi, percayalah, (saat) mahasiswa berada di tengah masyarakat, pasti (mahasiswa) merasakan hal yang berbeda dengan kehidupan di kampus. Ilmu yang diterima di bangku kuliah atau dalam keorganisasian ternyata belum cukup memadai ketika terjun ke dalam masyarakat. Semua orang harus mampu bersosialisasi dan beradaptasi dalam kehidupan bermasyarakat. Ilmu yang diterima harus diiringi dengan kemampuan dalam menyesuaikan diri dengan masyarakat,” ungkap dosen yang dulunya ber-KKN di Labuhan Haji, Aceh Selatan.
Alfian menambahkan, pengalaman yang didapat selama KKN semoga dapat melahirkan mahasiswa yang tangguh, beretika, dan mencintai kebersamaan. Selama sebulan ber-KKN, para mahasiswa KKN dari Unsyiah dan Riau sudah mempunyai keluarga baru di Pijay. Maka, teruslah menjalin silaturahmi dengan mereka. Selain itu, Unsyiah juga selalu membuka pintu bagi masyarakat Aceh, dalam hal ini masyarakat Pijay. Unsyiah bukan kampus yang ekslusif. Ia terbuka untuk semua masyarakat Aceh karena Unsyiah adalah “Jantong Hatee Rakyat Aceh”.[rz-be]