Mahasiswa Teknik Pertambangan Unsyiah, Nasrullah Andista berhasil mewakili Aceh di ajang HiLo Green Leader 2015 bersama 11 peserta dari berbagai provinsi lainnya di Indonesia. Pendaftaran ajang ini telah dibuka sejak tanggal 4 mei hingga 29 juli 2015 ini telah menyita perhatian ratusan peserta dari seluruh indonesia.
“Setelah melewati tahap seleksi berkas, video dan wawancara melalui skype dan telpon, berbekal ilmu saya di Teknik Pertambangan Universitas Syiah Kuala, dan keterlibatan di beberapa organisasi, alhamdulillah saya dapat mewakili Aceh menjadi salah satu Grand Finalist HiLo Green Leader 2015,” jelas Dista sapaan akrabnya.
Setelah pengumuman dirilis, seluruh grand finalis diundang ke Jakarta untuk karantina selama 8 hari di Jakarta dan Bali. Dalam sesi karantina para grand finalis dibekali berbagai ilmu seperti public speaking class, public appearance class, kelas lingkungan, citizen Journalism, kelas media sosial, dan masih banyak ilmu-ilmu menarik lainnya. Pada sesi kelas lingkungan, para peserta diajak untuk saling berdiskusi tentang tema/program lingkungan yang mereka geluti. Ada yang menjelaskan tentang greenpreneur, ecowisata, sistem pengelolaan sampah pesisir, bank minyak, geothermal, dan lain-lain.
“Pada sesi ini, saya berkesempatan menjelaskan bagaimana konsep green mining (pertambangan ramah lingkungan), sejarah dan penerapannya di Indonesia. Tantangan dan upaya yang telah dilakukan untuk mewujudkannya, serta target dan dampak lingkungan dan sosial seperti apa yang menjadi harapan saya dari penerapan konsep pertambangan ramah lingkungan di suatu industri tambang,” ungkap Dista.
Pada hari berikutnya, selain diajak mengunjungi salah satu SMP di bali untuk menyampaikan edukasi peduli lingkungan kepada para peserta didik, para grand finalis juga diajak mengunjugi salah satu tempat pengelolaan dan pengolahan sampah di Bali menjadi suatu barang tepat guna dan memiliki nilai jual di Ecobali. Pada sesi ini peserta diajak melihat proses produksi yang dilakukan dan saling sharing pengalaman penerapan program pengelolaan sampah untuk area Bali.
Sebelum kembali ke Jakarta, para peserta juga diajak mengelilingi beberapa spot di Bali untuk shooting bagi beberapa keperluan TV dan profil diri. Di akhir sesi karantina, penjurian dilakukan dengan sesi wawancara oleh beberapa juri terkait program yang telah dilakukan dan perencanaan kedepan. Jum’at, 9 Oktober 2015 acara grand final disiarkan live di Trans 7 pada pukul 22.00-23.00 WIB dari Skeeno Hall Gandaria City, Jakarta. Ada lima penghargaan yang dibagikan, yaitu the best eco-educator, the best eco-presenter, the best sociogreneer, runner up, dan the winner.
Dista berhasil masuk kedalam nominasi the best sociogreneer, bertemu dan berada dalam satu program bersama para pemuda-pemudi dengan latar belakang berbeda merupakan suatu penghargaan besar dalam hidupnya. Dengan semangat yang tinggi Dista mengembangkan program-program untuk melestarikan lingkungan di negeri ini. Dista percaya kunci sebuah kesuksesan adalah kekompakan dan kolaborasi, maka melihat indonesia menjadi lebih baik bukan lagi mimpi kalau kita mau bersinergi.
“Semoga langkah saya ini dapat memotivasi dan menginspirasi pemuda aceh lainnya untuk terus terlibat aktif dalam kegiatan peduli lingkungan, dan membawa baik nama aceh di kancah nasional,” harapnya.
HiLo Green Leader merupakan ajang kompetisi anak muda Indonesia untuk mendapatkan dana dukungan dalam rangka mengikuti konferensi lingkungan tingkat dunia. HiLo Green Leader mencari sosok pemimpin yang peduli terhadap isu lingkungan, berinisiatif tinggi dan mampu menggerakkan serta menjembatani komunitas-komunitas untuk melakukan aksi hijau yang menginspirasi masyarakat luas supaya semakin peduli terhadap kelestarian lingkungan hidup. [mr]