OIA (Office of International Affairs) Universitas Syiah Kuala sukses melaksanakan kegiatan Summer Course yang bertema Aceh Discover: A Cultural & Environmental Immersion. Peserta merupakan mahasiswa dari Universitas Teknologi Malaysia dan Universiti Malaya. Rangkaian program Summer Course ini dilaksanakan dari 26-30 November 2023,
“Kegiatan Summer Course bertujuan untuk mempromosikan keberagaman budaya Aceh dan edukasi lingkungan,” kata Kepala OIA, Dr. Muzailin Affan.
Adapun agenda besar dari program ini meliputi: Workshop Budaya, kunjungan ke Desa Wisata Lubok Sukon, Aceh Besar, Community Engagement program di Gampong Prada, Banda Aceh, kunjungan ke Bank Sampah, Pusat Riset Atsiri USK dan kunjungan ke situs-situs Tsunami.
Muzailin mengatakan, Summer Course ini merupakan program tahunan yang dilaksanakan oleh OIA, dengan mengajak mahasiswa luar negeri untuk belajar singkat di USK dalam memperkenalkan keunggulan-keunggulan yang dimiliki oleh USK dan Kota Banda Aceh.
Sebelumnya program Summer Course ini mengambil tema Kebencanaan, namun untuk tahun ini mengambil tema lain yaitu Budaya dan Lingkungan.
“OIA berkoordinasi dengan Fakultas Sendratasik memperkenalkan tarian-tarian Aceh kepada sejumlah lebih kurang 30 peserta dari Malaysia. Tarian ini diajarkan langsung oleh sejumlah mahasiswa dari USK jurusan Sendratasik,” ungkapnya.
Selain tarian, mahasiswa dari Malaysia ini juga diajarkan cara memainkan satu alat musik tradisional Aceh, sebagai musik pengiring tarian Aceh. Dari kegiatan ini kedua belah pihak sangat antusias, baik dalam memperkenalkan budaya tarian serta dari segi belajar.

Selain itu, OIA melalui program Summer Course, juga memperkenalkan Bank Sampah USK, dimana mengajak peserta untuk “menghijaukan bumi” dengan memberikan edukasi mengenai cara mengolah sampah menjadi bahan yang bermanfaat untuk lingkungan.
Peserta mendapatkan ilmu bagaimana cara memilah sampah, pengurangan penggunaan sampah plastik sekali pakai dan Styrofoam, bagaimana memproses sampah menjadi pupuk, dan sebagainya. Disana peserta juga diperkenalkan alat-alat yang dipakai oleh Bank Sampah untuk mencacah sampah, transportasi sampah, dan lain-lain.
Selain itu, masih berkaitan dengan penghijauan lingkungan, OIA bekerjasama dengan Gampong Peurada mengajak peserta untuk mengunjungi desa wisata Gampong Peurada. Disana peserta mendapatkan kesempatan untuk berdiskusi dengan masyarakat serta mempraktekkan bagaimana membuat pupuk kompos. Peserta mempersiapkan bahan-bahan dan membuat pupuk kompos bersama masyarakat disana dan menjelaskan dengan sederhana.
Pada saat yang bersamaan, pihak Gampong Peurada juga memperkenalkan budaya Aceh, yaitu dari segi karya kerajinan tangan yang bermotif Aceh. Mahasiswa Malaysia mendapatkan kesempatan untuk belajar membuat kerajinan tangan yang diajarkan langsung oleh masyarakat setempat.
Satu desa lainnya yang dikoordinasikan oleh OIA untuk memperkenalkan budaya adalah Desa Lubok, Aceh Besar. Beberapa kegiatan juga diarahkan misalnya mengunjungi kantor geuchik, mengelilingi desa yang dipandu oleh warga, dan membuat salah satu masakan tradisional Aceh yaitu timphan.
“OIA memberikan kesempatan kepada peserta untuk merasakan langsung bagaimana tinggal didesa dan berinteraksi langsung dengan warga disana,” pungkas Muzailin.