Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Ocean Diving Club (ODC) Fakultas Kelautan dan Perikanan, Universitas Syiah Kuala melakukan kegiatan penanaman 100 bibit mangrove serta Underwater Clean Up dan beach cleaning yang berlokasi di Ujung Pancu, Kecamatan Peukan Bada.(Aceh Besar, 2 Oktober 2022).
Kegiatan yang mengangkat tema “Semangat Menjaga Kebersihan Lingkungan Ekosistem Pesisir dari Sampah” ini bertujuan untuk, membangkitkan rasa kepedulian terhadap ekosistem pesisir dan menjaga laut Aceh.
Terdapat 63 mahasiswa yang ikut pada kegiatan ini termasuk diantaranya peserta dan panitia. Adapun peserta berasal dari USK dan Universitas Islam Negeri Ar-Raniry.
Ketua ODC Gilang Yuarza mengatakan, pentingnya kesadaran untuk menjaga lingkungan serta tidak membuang sampah sembarangan khususnya di kawasan pantai atau laut. Sebab sampah-sampah yang selama ini di buang ke laut tidak menghilang sama sekali, melainkan menumpuk di dasar laut sehingga membentuk gunungan sampah.
Sampah-sampah seperti popok bayi, kail pancing itu butuh jangka waktu yang sangat lama untuk terurai hingga mencapai ratusan tahun, tidak akan punah hingga beberapa generasi-generasi kita kedepannya.
“Oleh karena itu mari sama-sama kita saling menjaga lingkungan kita,” ujarnya.
Selain kegiatan Underwater Clean Up, Ocean Diving Club juga mengadakan kegiatan beach cleaning dan penanaman 100 bibit mangrove yang berasal dari Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Krueng Aceh.
Pada kegiatan Underwater Clean Up sebanyak 8 orang anggota Ocean Diving Club melakukan pembersihan di dasar laut pada kedalaman 6 meter dan 4 anggota lainnya bertugas sebagai tim SAR.
Terdapat berbagai macam sampah yang ditemukan diantaranya yaitu jaring nelayan, tali pancing dan sampah-sampah plastik, total sampah yang ditemukan mencapai 18,90 kg.
Sepanjang 500 meter di pinggiran pantai Ujung Pancu, peserta dan anggota Ocean Diving Club melakukan aksi beach cleaning dan dilanjutkan dengan melakukan pemilahan sampah yang telah di dapat.
Hal ini bertujuan untuk mengetahui sampah yang didapat berasal dari daerah mana saja dan mengetahui antara sampah yang masih dapat di daur ulang dengan sampah yang tidak dapat di daur ulang kembali. Total sampah yang di dapat di pinggiran pantai Ujung Pancu ini mencapai 202,06 kg.
Gemal Bakri, ST selaku Pemateri dan selaku Kasi Pemerintah Gampong Lambung, Kecamatan Meuraxa Kota Banda Aceh mengatakan, pendataan sampah ini berguna untuk mengetahui bagaimana cara mengelompokkan sampah, jenis-jenis sampah apa aja yang nantinya bisa dimanfaatkan kembali lalu kemudian diolah, juga untuk mengetahui sampah ini berasal dari mana saja.
Untul lokasi penanaman 100 bibit mangrove dilakukan terpisah dari lokasi beach cleaning dikarenakan panitia memilih lokasi yang strategis dan cocok untuk tumbuh mangrove, jarak antar lokasi beach cleaning dengan lokasi penanaman mangrove sekitar 500 meter.
Sementara itu, Riski Putra Arfi selaku ketua Panitia juga berharap masyarakat dan pengunjung paham akan dampak dari membuang sampah di laut dan faham akan pentingnya menjaga kebersihan bagi kehidupan biota di sekitar pesisir pantai, mangrove yang ditanam dapat untuk mencegah terjadi abrasi.
“Semoga kedepanya masyarakat dan mahasiswa dapat menjaga ekosistem pesisir tercegah dari sampah, sehingga laut terjaga dan bisa dinikmati oleh generasi selanjutnya, mangrove yang ditanam juga dapat tumbuh dengan baik,” pesan Arfi.