Mahasiswa USK berhasil meraih juara II pada kegiatan Business Plan Competition se-Sumatera tahun 2021. Lomba kali ini bertemakan “Peran Mahasiswa dalam Menciptakan Bisnis Pertanian di Era Revolusi Industri Dunia Digital”. (Banda Aceh, 5 Juli 2021)
Adapun judul Business Plan tim USK yaitu ‘Business Plan Pancake Bonpis (Bonggol Pisang) sebagai Inovasi Produk Kuliner dari Pemanfaatan Bonggol Pisang’. Acara ini juga bersamaan dengan webinar nasional dan Musyawarah Wilayah 1 Ikatan Senat Mahasiswa Pertanian Indonesia yang diadakan secara daring pada tanggal 21-26 Juni 2021.
Tim USK terdiri dari Khairurrijal dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Prodi Akuntansi angkatan 2019, Hidayatullah dari Fakultas Teknik Prodi Teknik Industri angkatan 2019, dan Syakirullah. SM dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Prodi Manajemen angkatan 2018. Tim ini dibimbing oleh Dr. Iskandarsyah, S.E, M.M. yang merupakan dosen di FEB USK sekaligus Direktur UKM Center FEB.
Rangkaian kegiatan Business Plan Competition Se-Sumatera tahun 2021 dimulai dari seleksi abstrak yang diikuti oleh berbagai Universitas di Sumatera. Dari seleksi abstrak tersebut, terpilih 9 tim yang berhak melaju ke babak final. Tim yang lolos ke babak final berasal dari berbagai universitas yaitu Universitas Syiah Kuala, Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, Universitas Samudera, dan Universitas Islam Riau.
Selanjutnya peserta diharuskan untuk mengumpulkan proposal Business Plan masing-masing dan mempresentasikan ide bisnisnya di hadapan dewan juri pada hari perlombaan. Setelah hari perlombaan, hasil penilaian dari tim juri langsung diumumkan pada malam harinya. Berdasarkan penilaian dewan juri, terpilih lah 3 tim sebagai juara pada perlombaan Business Plan Competition Se-Sumatera tahun 2021.
Juara I diraih oleh Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara dari Fakultas Pertanian dengan produk Bio Insektisida Plus. Juara II diraih oleh Universitas Syiah Kuala dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis dengan produk Pancake Bonpis (Bonggol Pisang). Serta Juara III yang juga diraih oleh Universitas Syiah Kuala dari Fakultas Pertanian dengan produk Bolang (Boba Jamblang).
“Latar belakang kami mengangkat ide produk pancake berbahan bonggol pisang, karena selama ini bonggol pisang jarang dimanfaatkan dan sering dibiarkan terbuang. Padahal bonggol pisang memiliki kandungan gizi yang tinggi seperti karbohidrat yang dapat dijadikan sebagai pengganti tepung terigu. Selama ini Indonesia dikenal sebagai negara pengimpor gandum terbesar di dunia, sangat disayangkan karena 100% gandum tersebut diperoleh secara impor yang mempengaruhi ketahanan pangan nasional. Padahal masih banyak potensi alam Indonesia seperti bahan pangan yang belum dimanfaatkan secara optimal,” ujar Dayat.
Sementara itu, Ari menambahkan, bisnis pancake Bonpis (Bonggol Pisang) dinilai memiliki peluang yang cukup menjanjikan untuk dijalankan, karena merupakan inovasi produk baru yang belum ada di pasaran, serta memiliki ketersediaan bahan baku yang melimpah. Berdasarkan analisis keuangan yang pihaknya lakukan, bisnis tersebut sangat layak dijalankan dan mampu menghasilkan keuntungan.
“Kami berharap melalui inovasi ini dapat menginspirasi serta menumbuhkan semangat mahasiswa untuk menemukan peluang bisnis baru serta mampu mewujudkannya secara nyata untuk membuka peluang kerja baru dan membantu perekonomian nasional. Karena jika tidak dimulai dari kita, dari siapa lagi,” tutup Syakir.