Universitas Syiah Kuala

Tiga Peneliti USK Kolaborasi Tingkatkan Kualitas Keumamah

Tiga Peneliti Universitas Syiah Kuala saling berkolaborasi untuk meningkatkan kualitas keumamah (ikan kayu) yaitu dengan cara menjadikan makanan khas Aceh tersebut lebih higienis dan bermutu. ( Banda Aceh, 27 Juni 2021).

Ketiga Peneliti itu adalah  Dr Ing Sri Haryani STP, MSc (Dosen Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian), Hafidh Hasan MT (Dosen Jurusan Teknik Elektro dan Komputer Fakultas Teknik), dan Ir Syahrizal MT (Dosen Jurusan Teknik Elektro dan Komputer Fakultas Teknik).

Berdasarkan informasi dari Serambinews.com menjelaskan, ketiga peneliti ini membuat pengabdian dengan judul Perbaikan Proses Perebusan dalam Produksi Ikan Kayu (Keumamah) dengan Mengoptimalkan Penggunaan Biomassa Kayu. Biomassa adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menyebut semua senyawa organik yang berasal dari tanaman budi daya, alga, dan sampah organik.

Pengelompokan biomassa terbagi menjadi biomassa kayu, biomassa bukan kayu, dan biomassa sekunder.  Penelitian itu dilakukan dalam rangka Program Pengabdian kepada Masyarakat Berbasis Produk (PKMBP) USK Banda Aceh 2021.

Dalam pengabdian ini para peneliti melakukan serangkaian kegiatan, meliputi:  memperbaiki tempat proses produksi keumamah,  memperkenalkan tungku dengan desain permanen untuk menggantikan tungku terbuka dengan desain darurat/sementara,  membuat rak penyimpan kayu agar kering dan berenergi tinggi. Tim juga memberikan dandang aluminium menggantikan drum bekas yang digunakan produsen untuk merebus ikan tongkol.

Terakhir, tim memperkenalkan praktik produksi keumamah yang lebih baik untuk menghasilkan produk yang berkualitas, aman dikonsumsi, dan higienis.

Syahrizal  menjelaskan, pelaksanaan kegiatan ini mencakup konstruksi tempat produksi dan tungku selama tiga bulan, yakni dari April hingga Juni 2021.  Kemudian, dilanjutkan dengan pelatihan dan monitoring hingga September 2021.  Kegiatan ini, menurutnya, dilaksanakan di tempat usaha sekaligus rumah tinggal mitra pertama, yakni Zainuddin di Gampong Deah Raya, Banda Aceh.

“Juga dilakukan di tempat usaha sekaligus rumah tinggal mitra kedua yakni M Djamil, juga warga Gampong Deah Raya, Banda Aceh,” ucapnya.

Manfaat kegiatan ini, kata Ir Syahrizal, adalah untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih bersih dan lebih rapi. Selain itu, tungku baru yang mereka perkenalkan berhasil memperbaiki kualitas pembakaran menjadi lebih hemat dalam penggunaan kayu dibandingkan tungku terbuka sekaligus dapat menekan biaya produksi.”

Tungku baru ini juga memperbaiki pembakaran menjadi lebih bersih dan minim emisi asap sehingga dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih nyaman, sehat, dan tenteram,” jelasnya.

Syahrizal juga menyebutkan bahwa proses perebusan sering terkendala karena kebutuhan kayu yang cukup banyak dan biaya besar. Maka, untuk menghemat pengeluaran, pengusaha biasanya mempersingkat waktu perebusan. Tindakan tersebut, menurutnya, menyebabkan produk keumamah kurang steril/masak dan kurang hieginis. Tim peneliti ini pun menawarkan solusinya.

“Tungku adalah solusinya, karena dapat menekan pemakaian kayu, tapi menghasilkan panas yang intens untuk dapat merebus ikan dalam waktu lebih singkat menjadi steril/masak dan higienis,” ujarnya.
Solusi kedua adalah penggunaan rak penyimpanan kayu. Rak ini akan membantu proses pengeringan kayu dan melindunginya dari cuaca hujan. Kayu yang kering meningkat nilai kalorinya dan dapat menghasilkan panas yang lebih dan bebas asap. Selain itu, dandang dari material aluminium lebih direkomendasikan karena aman untuk proses produksi berbagai produk pangan, termasuk keumamah, untuk menggantikan drum bekas.

Syahrizal juga menceritakan umpan balik (feedback) dari mitra mereka ketika paket riset ini diperkenalkan.  Menurutnya, dari awal mitra memulai usaha produksi keumamah sampai dengan sekarang, praktis teknik dan metode produksi keumamah tidak mengalami perubahan dan perbaikan yang berarti.

“Meskipun produk keumamah ini sangat mudah dipasarkan dan selalu diserap oleh konsumen, namun margin keuntungan dari usaha ini rendah. Akibatnya, akan membatasi kemampuan mitra untuk melakukan inovasi dan pengembangan,” ujarnya.

“Sedangkan program yang kami terapkan ini memberikan peluang untuk menekan biaya produksi sekaligus memperbaiki kualitas produk.

Oleh karenanya, kedua mitra kami sangat antusias dan menunjukkan semangatnya sejak awal program pengabdian ini berjalan,” terang Syahrizal.

https://satudata.pasuruankota.go.id/ https://geoportal.simalungunkab.go.id/ https://agentotosuper.com/ https://mbahtotokl.com/ https://apps.fkipunlam.ac.id/ https://perpus.untad.ac.id/ https://sistabok.pasuruankota.go.id/ https://pasti.slemankab.go.id/ https://servicios.cuc.uncu.edu.ar/ Kentangwin https://linklist.bio/totosuper-resmi/ https://linklist.bio/toto-kl/ https://linklist.bio/sbopoker/ https://linklist.bio/pisangbetrupiah/ https://estd.perpus.untad.ac.id/ https://comision-gfinanciera.anuies.mx/ https://krabi-railayprincess.com/ https://krabi-railayresort.com/ https://jurnal.uinsyahada.ac.id/contact/ https://ncmh.gov.mn/ https://ojs.poltekkes-medan.ac.id/