Sebanyak 1.611 mahasiswa penerima beasiswa Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah mulai masuk Asrama Universitas Syiah Kuala. Selama di Asrama tersebut, mahasiswa baru ini siap untuk mendapatkan berbagai program pembinaan dari USK. (Banda Aceh, 21 Juli 2022).
Kepala UPT Asrama USK Dr. Drs. Amiruddin, M.Kes., AIFO menjelaskan, para mahasiswa penerima beasiswa KIP K ini akan tinggal di asrama selama 1 tahun. Kebijakan ini berdasarkan Surat Edaran Rektor USK, yang tujuannya adalah agar mahasiswa ini mendapatkan pembinaan sehingga mereka dapat lebih mandiri, mampu menjalankan tugas yang dibebankan, dan bertanggung jawab.
Sebab selama di Asrama mahasiswa ini akan mengikuti berbagai kegiatan, salah satunya yaitu gotong royong yang tujuannya untuk menumbuhkan kesadaran betapa pentingnya kebersihan.
Selanjutnya, para mahasiswa ini juga mendapatkan bimbingan dari Kakak Asuh yang ditugaskan untuk mendampingi mereka. Mengingat di awal-awal kuliah, para mahasiswa ini tentu masih perlu beradaptasi dengan lingkungan kampusnya.
Amiruddin mengungkapkan, program pembinaan USK ini mendapatkan respon positif dari orang tua. Bahkan, ada beberapa orang tua yang ingin anaknya tetap tinggal di Asrama, setelah melihat banyak perubahan positif dari anaknya.
“Misalnya, anaknya menjadi lebih rapi dalam berpakaian. Yang dulu kalau pulang gak pernah salam orang tua, tapi kini malah dipeluk orang tuanya. Itu kesan yang diberikan orang tua kepada kami,” ucapnya.
Wakil Rektor III USK Prof. Dr. Mustanir, M.Sc mengatakan, program pembinaan yang USK lakukan ini adalah bentuk komitmen USK dalam melahirkan mahasiswa yang berkarakter. Menjadikan mereka lebih dekat dengan agama. Adapun pembinaan ini dilakukan dengan pendekatan habituasi atau kebiasaan.
“Jadi kita gak ngajar mereka, kita hanya membiasakan. Misalnya, terbiasa bangun pagi, salat berjamaah dan lainnya. Setelah dua semester, harapannya habituasi tadi akan membentuk karakter mereka,” ucapnya.
Prof. Mustanir menyebutkan, program beasiswa KIP K ini adalah program nasional. Namun USK tidak ingin program beasiswa ini hanya dipandang sekadar dukungan ekonomi.
Karena itulah, USK berinisiatif untuk melakukan kebijakan pembinaan terkait pengembangan diri mereka. Harapannya, mahasiswa ini mampu menjadi role model bagi mahasiswa USK lainnya.
“Mereka inikan punya kemampuan intelektual yang bagus. Hanya saja, karena lahir dari keluarga kurang mampu, sehingga mereka kurang mendapatkan kesempatan untuk mengotimalkan potensinya,” ucap Prof. Mustanir.